RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Puluhan siswa dan guru SMK Muhammadiyah 3 (Muga) Weleri, Kabupaten Kendal, mengikuti simulasi penanggulangan bencana sebagai langkah membangun budaya aman di sekolah dan menyiapkan generasi muda yang sigap, tangguh, serta berempati dalam menghadapi situasi darurat.
Kegiatan yang digelar pada Jumat (17/10/2025) ini dipandu langsung oleh Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Kendal bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kendal.
Kepala SMK Muga Weleri, Maulana Malik Ibrohim, menjelaskan bahwa seluruh warga sekolah perlu memahami langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana, baik gempa bumi, banjir, maupun kebakaran. “Mereka harus mengetahui tanda-tanda bahaya, jalur evakuasi, dan titik kumpul yang aman,” ujarnya.
Baca Juga:Polres Pekalongan Kota Raih Kompolnas Awards 2025, Ditetapkan Jadi Polres Terbaik Tipe A!Pemkab Batang Kebut Pembangunan Koperasi Desa Merah Putih, Akhir Januari 2026 Ditargetkan Rampung di 7 Desa!
Menurut Maulana, kegiatan simulasi ini memberikan pengalaman praktis agar siswa tidak panik saat menghadapi bencana, tetapi bertindak sesuai prosedur dan mengikuti arahan guru maupun tim tanggap darurat sekolah.
Ia menambahkan, pelaksanaan simulasi secara berkala penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kedisiplinan siswa dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, gotong royong, serta tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain.
“Simulasi ini juga menjadi sarana evaluasi fasilitas sekolah. Dari sini kita bisa menilai apakah jalur evakuasi sudah jelas, alarm peringatan berfungsi baik, dan tim kebencanaan sekolah menjalankan tugasnya dengan benar,” jelasnya.
Maulana menegaskan, sekolah memiliki peran penting untuk mendidik siswa memahami risiko bencana dan cara menyelamatkan diri dengan benar. “Simulasi kebencanaan merupakan langkah penting bagi guru dan siswa dalam mewujudkan satuan pendidikan yang aman bencana sekaligus membangun budaya sadar bencana,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya memperkuat pengetahuan teoritis, tetapi juga melatih kesiapan mental dan fisik seluruh siswa.
“Kami ingin siswa tidak sekadar tahu teori, tetapi benar-benar siap bertindak cepat, tepat, dan tenang saat bencana terjadi. Semoga kegiatan ini membentuk generasi yang tangguh, peduli, dan berjiwa gotong royong,” pungkasnya. (fur)