Pesantren Didorong Jadi Teladan Kelestarian Lingkungan, RMI PWNU Gelar Halaqah Eco-Pesantren!

Pesantren Didorong Jadi Teladan Kelestarian Lingkungan, RMI PWNU Gelar Halaqah Eco-Pesantren!
DOK. ISTIMEWA HALAQAH - Acara Halaqah Interaktif Pengasuh Pesantren Eco-Pesantren digelar RMI PWNU Jateng di Ponpes Syafi\'i Akrom Kota Pekalongan, dalam rangkaian HSN 2025, Sabtu (18/10/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah bekerja sama dengan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah menggelar Halaqah Interaktif Pengasuh Pesantren Eco-Pesantren bertema “Mewujudkan Pesantren Mandiri dan Lestari, Integrasi Nilai Keislaman dan Prinsip Eco Pesantren”.

Kegiatan berlangsung di Pondok Pesantren Syafi’i Akrom, Kota Pekalongan, Sabtu (18/10/2025), dan merupakan rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Halaqah ini diikuti perwakilan pesantren, madrasah diniyah, dan lembaga pendidikan di bawah naungan RMI se-Eks Karesidenan Pekalongan.

Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, KH Ahmad Fadlullah Turmudzi, dan Wakil Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, Dr. KH Miftahuddin, menegaskan pentingnya Pesantren Hijau sebagai wujud nyata komitmen pesantren terhadap krisis lingkungan.

Baca Juga:Polres Pekalongan Kota Gelar Patroli Skala Besar Siang Malam, Jaga Kamtibmas dan Cegah Kriminalitas!Nama Komisaris BPR-BKK Pekalongan Sudah Muncul, Pemkab Godok Penyertaan Modal 2026!

Menurut Kiai Miftahuddin, menjaga alam bukan hanya kegiatan simbolik, tetapi harus menjadi bagian dari kesadaran dan perilaku santri. “Pesantren tidak hanya mencetak santri yang alim secara spiritual dan intelektual, tetapi juga yang berkesadaran ekologis dan bertanggung jawab terhadap bumi,” ujarnya.

Ia mencontohkan praktik baik di Pesantren Balekambang Jepara, seperti pemanfaatan energi bersih, pengelolaan air, pengurangan sampah, dan pengembangan ketahanan pangan. Dengan begitu, pesantren dapat menjadi model kemandirian sekaligus teladan ekologis bagi masyarakat sekitar.

Prof. Iim Halimatussa’diyah MA PhD dari PPIM UIN Jakarta menekankan pentingnya integrasi nilai peduli lingkungan secara sistematis dalam kehidupan pesantren. “Pesantren ramah lingkungan bukan hanya tentang kebersihan, tapi tentang pembaruan cara pikir dan cara kelola,” katanya.

Narasumber ketiga, Andika Muhammad S.Ak. (Direktur Krapyak Peduli Sampah), berbagi pengalaman pengelolaan sampah di Ponpes Krapyak, Yogyakarta. Ia menceritakan bagaimana santri di sana belajar memilah, mengolah, dan memanfaatkan sampah menjadi pupuk, biogas, bahkan sumber penghasilan tambahan.

“Awalnya kami hanya ingin pesantren bersih, tapi kemudian kami sadar bahwa menjaga kebersihan juga bagian dari ibadah,” ujarnya.

Para narasumber sepakat bahwa isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Pesantren, dengan kekuatan moral dan sosialnya, memiliki posisi strategis untuk menjadi pelopor gerakan perubahan. Kemandirian dan kelestarian pesantren, ditegaskan, tidak hanya diukur dari aspek ekonomi, tetapi juga dari sejauh mana pesantren menjaga bumi sebagai amanah Allah. (way)

0 Komentar