RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN — Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menghadapi dilema anggaran pada tahun 2026. Meskipun Dana Transfer ke Daerah (TKD) dipastikan berkurang drastis, Pemkot tetap berkomitmen penuh untuk memprioritaskan penanganan persoalan sampah secara berkelanjutan.
Komitmen ini diperkuat menjelang rencana penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Degayu oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada November 2025.
Wali Kota Pekalongan, A. Afzan Arslan Djunaid (Aaf), menjelaskan bahwa penutupan TPA yang tidak memenuhi standar lingkungan adalah kebijakan nasional. Namun, daerah yang menunjukkan progres positif berpeluang mendapat perpanjangan waktu operasional.
Baca Juga:Dukung Pendidikan Dini, MR.DIY Indonesia dan PKK Batang Bagikan 300 Paket Alat Tulis ke Anak PAUDLayanan Jantung RSUD Kendal Belum Dicover BPJS, Pasien Bayar Mandiri, Bupati Desak Pusat Ambil Keputusan
“Kemungkinan daerah-daerah yang progres penanganan sampahnya sudah positif akan mendapat perpanjangan waktu, termasuk Kota Pekalongan. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar,” ujar Wali Kota Aaf.
Volume Sampah TPA Degayu Berhasil Ditekan 50 Persen
Wali Kota Aaf memaparkan, Pemkot Pekalongan telah menjalankan berbagai langkah konkret untuk menekan volume sampah yang dibuang ke TPA Degayu. Upaya ini meliputi penguatan pengelolaan di tingkat kelurahan, optimalisasi bank sampah, dan perluasan program daur ulang.
“Hasilnya cukup menggembirakan. Saat ini, volume sampah yang dibuang ke TPA sudah berhasil ditekan hingga sekitar 50 persen. Ini capaian yang patut kita syukuri dan terus kita tingkatkan bersama,” ungkapnya.
Meski demikian, Aaf tidak menampik bahwa tantangan penanganan sampah semakin berat, terutama dengan adanya penurunan Dana Transfer ke Daerah (TKD) sebesar 17–18 persen mulai tahun depan.
“Berat memang, sepertinya di semua daerah sama. Tidak mudah untuk bisa menyelesaikan seluruh permasalahan sampah di akhir November. Apalagi dengan kondisi keuangan yang cukup ketat,” tuturnya.
Meski demikian, ia menegaskan, Pemkot akan tetap memprioritaskan kebersihan. “Meskipun dana transfer berkurang, kami akan tetap memprioritaskan sektor-sektor penting seperti kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kami butuh dukungan dan partisipasi aktif masyarakat,” tegasnya.
Aaf mengajak masyarakat untuk aktif berperan dalam memilah sampah dan mendukung gerakan daur ulang. “Penanganan sampah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Kesadaran dan kebersamaan masyarakat adalah kunci utama agar Pekalongan tetap bersih, sehat, dan nyaman untuk kita semua,” pungkasnya. (nul)
