Tingkatkan Kompetensi, Praktisi Perikanan Bagikan Ilmu Pembenihan Ikan ke Mahasiswa Unikal Pekalongan

Tingkatkan Kompetensi, Praktisi Perikanan Bagikan Ilmu Pembenihan Ikan ke Mahasiswa Unikal Pekalongan
MALEKHA KULIAH BERSAMA - Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan (Unikal) menggelar kuliah bersama Praktisi Budidaya Perairan tentang teknologi pembenihan ikan pada Senin, 27 Oktober 2025.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN — Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan (Unikal) terus berupaya memperkuat kompetensi praktis mahasiswanya di bidang budidaya perairan. Upaya ini diwujudkan melalui kuliah bersama praktisi tentang teknologi pembenihan ikan pada Senin, 27 Oktober 2025.

Kegiatan ini menghadirkan Tenaga Penata Kelola Kelautan dan Perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pekalongan, Ibu Hana Nurfitria Rahmah, S.Pi., sebagai narasumber utama.

Ketua Program Studi Perikanan Unikal, Tri Yusufi Mardiana, M.Si., menjelaskan bahwa penguasaan teknik pembenihan ikan merupakan kompetensi wajib bagi para sarjana perikanan, sebab hal ini merupakan kunci keberhasilan di industri.

Baca Juga:Dampak Rob Merusak, Warga Kartikajaya Kendal Keluhkan Banjir dan Abrasi Lahan Pertanian ke BupatiDPD Ganisa Pekalongan Gelar Aksi Kemanusiaan, Donor Darah dan Edukasi Bahaya Narkoba

“Produktivitas budidaya perikanan sangat berkaitan erat dengan teknologi pembenihan ikan. Keberhasilan pembenihan akan berdampak pada tingginya produksi larva, yang juga menjadi kunci kualitas dan mutu ikan hasil budidaya,” ujarnya di ruang E 305 Gedung E, Universitas Pekalongan.

Faktor Kegagalan dan Manajemen Kualitas Air

Di hadapan sekitar 40 mahasiswa semester III dan V Program Studi Budidaya Perairan, Ibu Hana membagikan pengalaman lapangannya dalam membina pembudidaya di Kabupaten Pekalongan. Ia memaparkan tantangan mulai dari pemilihan induk matang gonad, pemeliharaan, hingga pemilihan pakan yang ideal untuk larva ikan.

Proses pembenihan yang komprehensif didiskusikan, termasuk pemijahan buatan hingga perkembangan awal larva. Hana juga menyoroti sejumlah faktor kegagalan, seperti nutrisi induk yang tidak memadai, kualitas induk yang buruk, dan pergeseran musim.

Salah satu poin penting yang ditekankan adalah manajemen kualitas air.

“Manajemen kualitas air selama proses pemeliharaan telur sangat berpengaruh terhadap persentase telur yang menetas atau hatching rate. Banyak telur yang gagal menetas karena ditumbuhi jamur atau kotoran, atau karena perubahan suhu air yang drastis,” jelasnya.

Ia menambahkan, kebutuhan akan ikan berkualitas unggul terus meningkat. “Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu menguasai teknik pemijahan, pemeliharaan telur dan larva, serta pembesaran ikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (mal)

0 Komentar