UNICEF dan Pemkot Pekalongan Evaluasi Penguatan SKB & PKBM: Mutu Pendidikan Alternatif Dinilai Positif

UNICEF dan Pemkot Pekalongan Evaluasi Penguatan SKB & PKBM: Mutu Pendidikan Alternatif Dinilai Positif
ISTIMEWA NONFORMAL - Upaya penguatan kapasitas SKB dan PKBM sebagai lembaga pendidikan alternatif bagi anak dan remaja yang tidak bersekolah di jalur formal terus dilakukan.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN — Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pekalongan menerima kunjungan penting dari perwakilan UNICEF Program Pendidikan Jawa Tengah dan Jawa Timur, didampingi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kunjungan ini bertujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi implementasi modul pemberdayaan pembelajaran yang telah diluncurkan satu tahun lalu.

Kegiatan evaluasi ini merupakan bagian dari kolaborasi antara UNICEF dan Pemerintah Kota Pekalongan dalam upaya penguatan kapasitas SKB dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai lembaga pendidikan alternatif bagi anak dan remaja yang tidak bersekolah di jalur formal.

Perwakilan UNICEF Program Pendidikan Jateng dan Jatim, Yuanita Nagel, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meninjau manfaat nyata yang dirasakan peserta didik dari proses pemberdayaan pembelajaran.

Baca Juga:Jalan Werdi Pekalongan Segera Cor Beton, Progres Capai 38%, Ditargetkan Rampung Sebulan Lebih Cepat2.361 Eks Honorer Pekalongan Resmi Terima SK PPPK Paruh Waktu, Wawalkot Balgis Titip Pesan

“Kami saat ini sedang berada di Kota Pekalongan untuk melakukan evaluasi di SKB Kota Pekalongan. UNICEF bersama pemerintah daerah berkomitmen memperkuat peran SKB dan PKBM, terutama melalui proses pemberdayaan pembelajaran. Kami ingin melihat apakah proses ini benar-benar bermanfaat bagi anak-anak,” terang Yuanita Nagel di SKB Kota Pekalongan, Jumat (31/10/2025).

Modul Pemberdayaan Berdampak Positif

Yuanita Nagel mengapresiasi SKB Kota Pekalongan karena dinilai sudah sangat baik dalam proses pembelajarannya, termasuk dalam eksplorasi kebutuhan siswa dan penyediaan infrastruktur pendukung. Ia berharap SKB dapat terus menjadi ruang belajar alternatif yang inklusif dan berdaya guna.

Salah satu tutor SKB Kota Pekalongan, Nur Khilmi Aziz, menjelaskan, kunjungan ini berfokus meninjau implementasi modul pemberdayaan pembelajaran di semua jenjang, dari Paket A, B, hingga Paket C.

Meskipun modul awalnya dirancang khusus untuk Paket C Fase E (setara kelas X), inisiatif SKB untuk menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan ke seluruh jenjang memberikan dampak positif. Menurut laporan, pendekatan ini meningkatkan perubahan sikap, kepercayaan diri, dan penguatan soft skill warga belajar.

Sebagai tindak lanjut, UNICEF bersama Kemendikdasmen berencana menyempurnakan modul pemberdayaan agar pembelajaran ke depan semakin efektif, kontekstual, dan sesuai kebutuhan peserta didik di berbagai daerah. (nul)

0 Komentar