RADARPEKALONGAN.ID, KEDUNGWUNI – Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), menunjukkan simbol persatuan yang kuat dengan duduk berdampingan dalam satu majelis.
Momen bersejarah ini terjadi dalam Pengajian Ahad Pagi yang digagas Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pekajangan, bekerja sama dengan tokoh dari kedua ormas, di Lapangan Desa Karangdowo, Kecamatan Kedungwuni.
Ribuan jamaah dari berbagai daerah hadir, disuguhkan lantunan sholawat merdu dari Tim Hadroh Dhuror Desa Karangdowo. Pengajian ini menghadirkan dua ulama besar: Prof. Dr. KH. Syam’ani Sya’roni (dari NU) dan Drs. KH. Mulyono Kastari (dari Muhammadiyah), yang menyampaikan pesan-pesan kebersamaan dan kedamaian.
Baca Juga:Wali Kota Aaf Lantik Tujuh Pejabat Administrator dan Pengawas, Tekankan Kinerja Optimal di Tengah DefisitOptimalkan BUMDes & Ketahanan Pangan, Bupati Kendal Desak Aparatur Desa Melek Medsos
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Karangdowo, Ir. H. Supriyadi, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan lintas ormas ini.
“Ini momentum bersejarah, di mana dua tokoh dari Muhammadiyah dan NU bersama-sama mengisi satu panggung dakwah. Semoga menjadi langkah awal mempererat ukhuwah Islamiyah di masyarakat,” ujarnya.
Ketua PCM Pekajangan, H. Abdul Shomad, SE, menambahkan bahwa sinergi antarormas merupakan kunci menjaga keutuhan bangsa. Ia berharap semangat kebersamaan ini terus dirawat.
“Persaudaraan tidak cukup hanya dibicarakan, tetapi harus diwujudkan. Jika Muhammadiyah dan NU berjalan bersama, maka permasalahan bangsa akan lebih mudah dihadapi,” tegasnya.
Pesan Ukhuwah dan Syukur dari Ulama
Dalam ceramahnya, KH. Mulyono Kastari (Ketua PDM Kabupaten Pekalongan), menekankan pentingnya kesabaran dan sikap positif, mengibaratkan kehidupan seperti lampu lalu lintas di mana manusia sering kali hanya fokus pada ‘lampu merah’ (ujian), dan melupakan nikmat.
“Kalau hati dipenuhi rasa syukur, hidup akan tenang. Tapi kalau yang diingat hanya kesulitan, maka semangat akan padam,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Syam’ani Sya’roni, M.Ag, Guru Besar UIN KH. Abdurrahman Wahid, mengajak umat Islam memperkuat tiga jenis ukhuwah: Islamiyah (sesama Muslim), Basyariyah (sesama manusia), dan Wathaniyah (kebangsaan).
Baca Juga:JKN READY Goes to School di SMAN 2 Batang, Dorong Pelajar Jadi Pelopor Literasi Kesehatan Digital7 Ribu Lebih Buruh Tani Kendal Terima BLT DBHCHT Rp 1,2 Juta, Bupati Ajak Warga Perangi Rokok Ilegal
Ia menegaskan, perbedaan dalam praktik keagamaan seharusnya tidak menjadi alasan perpecahan. “Semua memiliki dalil dan dasar. Yang penting adalah saling menghargai,” terangnya. (Yon/TEMPO.CO)
