RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di jalur Pantura Batang menimbulkan kekesalan hingga trauma mendalam bagi masyarakat yang beraktivitas di wilayah tersebut. Keresahan ini dipicu oleh seringnya insiden, terutama yang melibatkan truk besar, ditambah kondisi jalan yang bergelombang.
Risqi, warga Kelurahan Proyonanggan Tengah, mengaku trauma setelah menyaksikan langsung seorang pengendara motor tewas tertabrak truk sumbu tiga setelah kehilangan keseimbangan di jalan bergelombang dekat alun-alun.
“Saya lihat sendiri waktu di depan alun-alun, motor itu oleng karena jalan bergelombang. Begitu jatuh, langsung diterima truk sumbu tiga dari belakang. Orangnya meninggal di tempat,” tuturnya.
Baca Juga:Tragedi KKN, Enam Mahasiswa UIN Walisongo Gugur Dihanyutkan Banjir Bandang Sungai Genting KendalCegah Maladministrasi, Ombudsman RI Nilai Pelayanan Publik Rutan Kelas IIA Pekalongan
Ia meminta truk besar seharusnya dibatasi melintas di kawasan kota pada jam-jam ramai karena membahayakan. “Paling tidak truk sumbu tiga itu lewatnya malam saja, jam 9 ke atas. Kalau siang, mending lewat tol saja,” tambahnya.
Pemkab Mendukung Pembatasan Sumbu Tiga
Menanggapi keresahan ini, Wakil Bupati Batang Suyono menegaskan bahwa pembatasan operasional kendaraan berat bersumbu tiga sangat penting untuk menjaga keselamatan warga dan mengurangi kerusakan jalan.
“Sumbu tiga ini memang perlu diberi pembatasan khususnya saat jam-jam ramai. Kepadatan luar biasa bisa memicu kecelakaan. Jadi, Batang kota sebaiknya steril dari sumbu tiga di waktu tertentu,” tegas Suyono.
Ia menjelaskan, truk dari arah Pekalongan bisa diarahkan keluar di Exit Tol Kandeman, sedangkan yang menuju Pemalang diarahkan menggunakan tol. Langkah ini didukung oleh adanya diskon tol 20 persen bagi truk.
“Kita tidak menyalahkan sopir truk, tapi setidak-tidaknya ini bisa mengurangi risiko tinggi. Apalagi pemerintah sudah memberi solusi—lewat tol dapat diskon 20%. Itu luar biasa,” ujarnya.
Suyono memastikan Pemkab Batang akan berkoordinasi dengan Dirlantas dan instansi terkait agar kebijakan pembatasan ini selaras dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di lapangan. Warga berharap kebijakan ini segera diterapkan agar tragedi serupa tidak terulang. (nov)
