RADARPEKALONGAN.ID, BATANG — Pemerintah Kabupaten Batang menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP) bagi seluruh mitra pengelola program Makan Bergizi Gratis (MBG). Seluruh pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG diingatkan untuk tidak abai, sebab Wakil Bupati Suyono menyebut ini menyangkut nyawa para pelajar yang dipertaruhkan.
Langkah ini diambil Pemkab Batang untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang dikonsumsi para pelajar penerima manfaat program.
Wakil Bupati Batang Suyono menyampaikan bahwa seluruh dapur MBG harus menjalankan proses penyajian makanan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Baca Juga:Rob Kian Menggila, Desa Depok Pekalongan Kembali Banjir Akibat Limpasan Sungai KapidodoWali Kota Aaf Pekalongan Raih Top GPR Award 2025, Bukti Kehumasan Pemkot Inovatif di Era Digital
“Saya berharap seluruh dapur MBG di Batang patuh terhadap SOP. Jangan melalaikan SOP. Standar penyajian makanan yang sudah ditetapkan harus dijalankan dengan benar,” kata Suyono, Rabu (5/11/2025).
Ia menegaskan, penerapan SOP sangat penting karena program ini menyangkut makanan bagi anak-anak sekolah yang sistem pencernaannya masih rentan.
“Kalau tidak sesuai SOP dan membahayakan, pemerintah daerah bisa mengusulkan bukan hanya untuk menonaktifkan, tetapi menghentikan kegiatan itu. Ini urusannya nyawa,” ujarnya menegaskan.
Menyusul dugaan kasus keracunan massal yang menimpa siswa SMKN 1 Kandeman, Suyono telah mendatangi lokasi dan mengumpulkan pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan, TNI, Polri, dan pengelola MBG. Ia meminta SOP diteliti secara cermat agar makanan tidak cepat basi.
Untuk sementara waktu, kegiatan MBG di wilayah Kandeman dihentikan hingga hasil evaluasi dan pemeriksaan selesai dilakukan. Pemkab Batang juga meminta pihak sekolah melakukan sosialisasi kepada siswa agar mereka tidak merasa takut atau trauma untuk kembali mengonsumsi menu MBG di kemudian hari. (fel)
