RADARPEKALONGAN.ID, SIWALAN – Genangan air rob kembali melanda wilayah pesisir Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan. Di Desa Depok, limpasan air laut dari Sungai Kapidodo menyebabkan puluhan rumah warga tergenang. Kondisi ini diperparah oleh jebolnya tanggul darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
Kepala Desa Depok, Hadi Suwitno, Rabu (5/11/2025), menjelaskan bahwa warga membangun tanggul darurat setinggi 1 meter pada tahun 2023. Namun, permukaan air laut yang terus naik membuat tanggul swadaya itu kini limpas dan jebol di beberapa titik.
“Itu memang tanggul swadaya, buatan warga. Hanya saja, setiap tahun permukaan air laut makin naik, jadi saat rob tinggi air melimpas,” ujar Kades Hadi.
Baca Juga:Kecelakaan Maut Picu Trauma Warga, Pemkab Batang Desak Pembatasan Truk Sumbu Tiga di Jalur KotaTragedi KKN, Enam Mahasiswa UIN Walisongo Gugur Dihanyutkan Banjir Bandang Sungai Genting Kendal
Akibat limpasan air laut yang berbarengan dengan musim hujan, genangan air bertambah di kawasan permukiman. Dampak terparah dialami Dukuh Kedunginten, dengan sekitar 30 rumah terdampak.
Ratusan Hektare Sawah Tak Lagi Produktif
Selain permukiman, lahan pertanian di Desa Depok juga sudah lama tidak produktif. Kades Hadi menyebut, total sekitar 150 hektare sawah sudah tidak bisa ditanam lagi sejak tahun 2020 akibat rob yang terus menggenang. Akibatnya, banyak warga beralih profesi menjadi buruh atau pencari ikan.
Warga Desa Depok dan Blacanan kini berharap Pemkab Pekalongan dan pemerintah pusat memberikan perhatian serius, terutama karena rob di Siwalan dinilai kian parah setelah pembangunan tanggul raksasa di Wonokerto.
“Harapan warga, dibuatkan tanggul besar seperti di Wonokerto, lengkap dengan pompa airnya. Itu solusi yang diinginkan,” tutur Kades Hadi.
Pihak desa berharap rencana pengadaan pompa air, yang sempat gagal lelang pada tahun 2024 dan kini dianggarkan kembali di 2026, dapat segera terealisasi untuk menekan limpasan air ke permukiman. (had)
