Di Balik Kemenangan Zohran Mamdani, Psikologi Representasi dan Pergeseran 'In-Group'

Rizki Nuansa Hadyan
Di balik kemenangan Zohran Mamdani menjadi Walikota New York tersimpan pola komunikasi politik yang berbasis psikologi.
0 Komentar

4. Relevansi untuk Indonesia: Melampaui Politik Transaksional

Lantas, apa pelajaran yang bisa dipetik politisi di Indonesia dari fenomena ini? Relevansinya sangat kuat, terutama dalam konteks psikologi pemilih.

Di Indonesia, kita sering menyaksikan kuatnya “politik figur” dan “politik identitas” yang terkadang membelah.

Di sisi lain, tumbuh sinisme kolektif—sebuah persepsi bahwa politik itu transaksional dan elite yang berkuasa jauh dari denyut nadi rakyat.

Baca Juga:Dosa yang KupilihKhidmat, Peringatan Maulid Nabi Muhammad di SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan Pekalongan

Keberhasilan Mamdani adalah antitesis dari hal tersebut. Ia menunjukkan bahwa ada kerinduan pemilih (terutama pemilih muda dan urban) akan politik autentik yang berbasis nilai dan isu.

Inspirasinya bukan pada ideologinya, tetapi pada metodenya.

Kemenangan Mamdani mengilhami bahwa adalah mungkin untuk:

a. Membangun “In-Group” Baru: Politisi Indonesia dapat belajar untuk tidak hanya mengandalkan “in-group” primordial (suku atau agama).

Mereka bisa menciptakan koalisi baru berdasarkan kesamaan nasib: “kita yang berjuang mendapatkan pekerjaan layak,” “kita yang butuh transportasi publik yang manusiawi,” atau “kita yang ingin layanan kesehatan yang setara.”

b. Menggeser Perbincangan: Daripada terjebak dalam narasi “kami” vs “mereka” yang memecah belah, Mamdani memfokuskan pada “kita semua” vs “sistem yang tidak adil.” Ini adalah strategi psikologis ampuh untuk menyatukan pemilih yang beragam.

c. Mengembalikan Kepercayaan: Kemenangan ini membuktikan bahwa kampanye yang digerakkan oleh relawan yang tulus dan fokus pada solusi nyata—bukan sekadar gimmick atau banner—dapat memenangkan hati publik yang paling skeptis sekalipun.

Ini adalah panggilan untuk berbuat lebih banyak bagi rakyat, karena pemilih modern terbukti merindukan substansi.

Penutup

Kemenangan Zohran Mamdani di New York adalah gejala dari pergeseran psikologis yang lebih besar.

Baca Juga:Smuhi Rayakan Milad ke-70, Ribuan Alumni Hadir Meriahkan Agenda AkbarMencari Katarsis di Tengah Riuh Demonstrasi – Pentingnya Social Support System bagi Masyarakat Indonesia

Ini adalah tanda kelelahan terhadap politik transaksional dan kerinduan akan politik otentik yang berbasis nilai.

Ini menunjukkan bahwa di tengah keragaman yang luar biasa, masyarakat kini mencari kesamaan, bukan lagi pada warna kulit atau asal-usul, tetapi pada pengalaman hidup dan perjuangan bersama.

Terpilihnya Zohran Mamdani sebagai Walikota New York adalah bukti nyata dari kekuatan psikologi sosial dalam politik.

0 Komentar