Bank Sampah “Makno Rukun” RT 02 RW 06 Tirto Sukses Kelola Pemilahan Sampah, Volume Naik Dua Kali Lipat

Bank sampah makno rukun kelurahan tirto kota pekalongan
Proses penimbangan dan pengambilan sampah anorganik di Bank Sampah \"Makno Rukun\" RT 02 RW 06 Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Di tengah penetapan Status Darurat Pengelolaan Sampah oleh Pemkot Pekalongan setelah penutupan TPA Degayu, inisiatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat semakin terlihat dampaknya.

Salah satunya datang dari Bank Sampah “Makno Rukun” RT 02 RW 06 Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, yang sukses meningkatkan volume pemilahan sampah anorganik secara signifikan meskipun baru tiga bulan berjalan secara kelembagaan.

Direktur sekaligus Ketua Bank Sampah Makno Rukun, Beno Heritriono, pada Minggu (23/11/2025), menjelaskan bahwa bank sampah yang ia pimpin telah menjadi salah satu solusi nyata di tengah krisis sampah yang sedang ditangani Pemkot.

Baca Juga:Perempuan Diduga Tunawisma Tertabrak Kereta Api di Perlintasan Jl Ahmad Yani Kota PekalonganMuktamar Ilmu Pengetahuan III di Pekalongan, Gus Rozin Serukan Peran NU di Sains, Teknologi, dan Civil Society

“Sejak TPA ditutup, warga langsung sadar bahwa kita harus bergerak. Animo masyarakat luar biasa karena mereka ingin ikut membantu Pemkot Pekalongan mengatasi persoalan sampah melalui langkah paling sederhana: memilah sampah dari rumah,” ujar Beno, pensiunan ASN yang pernah menjabat Kepala DPMPTSP sekaligus penerima penghargaan DLH atas inovasi pengolahan sampah anorganik.

Didorong Pemerintah, Direspons Cepat Warga

Pembentukan Bank Sampah “Makno Rukun” merupakan hasil dorongan Kelurahan Tirto dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan dalam rangka percepatan penanganan darurat sampah. Pemerintah memberikan fasilitas pendukung seperti timbangan gantung, kantong sampah besar, serta EM4 untuk pembuatan kompos.

“DLH dan kelurahan memberikan dukungan penuh. Namun kunci keberhasilannya tetap pada warga. Mereka yang menyortir dari rumah, mengumpulkan, lalu menyetor melalui Dawis masing-masing,” jelas Beno.

Setiap bulan, warga menyetorkan sampah anorganik pada minggu ketiga. Petugas DLH kemudian mengambil hasil pengumpulan secara berkala.

Volume Pemilahan Meningkat

Meski baru tiga bulan memiliki SK, Bank Sampah “Makno Rukun” berhasil mengumpulkan sampah anorganik dengan tren kenaikan yang tajam: September 2025 seberat 76,3 kg, dan Oktober 2025 meningkat menjadi 146,4 kg.

Adapun jenis sampah yang dipilah meliputi kardus, duplek, kertas, botol PET/Cup, plastik bening, plastik kresek, botol sirup, dan berbagai jenis plastik lainnya.

“Meningkatnya volume ini menunjukkan bahwa warga mulai disiplin. Kesadaran ini sangat penting saat kota sedang dalam kondisi darurat sampah,” ujarnya.

0 Komentar