Mereka tidak mengerti bagaimana menjaga kehamilan, bagaimana mempersiapkan kelahiran dan bagaimana juga mendidik setelah lahir.
Kedua adalah pernikahan dini. Remaja perempuan rentan untuk menikah dini. Apakah disebabkan karena hamil duluan kemudian terpaksa menikah atau faktor lain.
Padahal, lanjutnya, sekolahnya belum selesai, suaminya pun masih terlalu usia dini tapi dipaksa untuk menikah. Untuk melanjutkan sekolah merasa malu karena hamil atau sudah punya anak.
Baca Juga:Turun ke Jalan, Lawan Kegagalan Sistemik, Bencana Ekologis adalah Kesalahan Kognitif Pemerintah2 Peneliti Pusat Studi Filantropi FEBI UIN KH Abdurrahman Wahid Ikuti RCC Asesor Wakaf
Biasanya yang menikah dini secara mental pun belum siap dengan pernikahan. Bisa jadi setiap hari terjadi pertengkaran karena soal-soal sepele. Ini dia dampak dari pernikahan dini. Tidak ada baiknya memaksa menikah di usia dini padahal belum siap.
Menikah di usia dini ketika hamil rentan dengan kehamilan yang tidak sehat. Dan ketika melahirkan pun rentan melahirkan anak yang stunting.
Ini PR besar lagi, lanjut Agustin. Anak stunting kebanyakan dilahirkan oleh orang tua yang belum siap menikah baik siap secara ekonomi, sosial maupun mental.
Terakhir, jebakan narkoba ada di mana-mana. Pengedar sangat lihai dalam memasarkan produknya. Bisa saja awalnya digratiskan.
Karena ini barang adiktif yang bisa membuat ketagihan yang mengkonsumsinya, maka berbagai macam cara akan dilakukan asal bisa mendapatkann barang haram ini.
Orang tua wajib peka dan peduli. Ketika anak sudah sering pulang terlambat, pulang larut malam atau bahkan tidak pulang, ini adalah tanda-tanda mengalami pergaulan yang tidak baik.
Apalagi kalau fokusnya sudah tidak jelas seperti orang linglung, ini perlu diperiksakan ke tenaga medis. Bisa jadi kecaduan narkoba. (sep)