Pada dasarnya critical thinking sangat berguna dalam semua kehidupan kita. Baik untuk kepentingan akademik, mengambil keputusan strategis, menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, atau hanya untuk memenuhi kepuasan pribadi.
Proses berpikir kritis akan melatih otak kita untuk berpikir lebih jernih dan tajam. Dalam konteks dunia digital, critical thinking akan memberikan filter pada banjirnya informasi.
Sehingga kita bisa memilih mana informasi yang patut dipertimbangkan dan mana informasi yang hanya gangguan dan cukup di-skip saja.
Baca Juga:3 Hal yang Perlu Diwaspadai Orangtua dari Anak PerempuanTurun ke Jalan, Lawan Kegagalan Sistemik, Bencana Ekologis adalah Kesalahan Kognitif Pemerintah
Apapun bidang yang ditekuni, baik sebagai pengusaha, programmer, pelukis, olahragawan, professional, karyawan, akademisi atau apapun, kemampuan critical thinking membuat kita 100 langkah lebih maju dibandingkan orang lain.
Sumber materi critical thinking di sini adalah buku karya Daniel Kahneman yang berjudul Think Slow Think Fast.
Daniel adalah penerima Nobel tahun 2002 berkat kontribusinya dalam dalam bidang psikologi di balik proses berpikir manusia dalam pengambilan keputusan. Buku tersebut menulis tentang proses berpikir kritis.
Apa Itu Critical Thinking?
Praktek critical thinking sudah dilakukan sejak zaman dulu. Critical thinking adalah proses yang tidak bisa dipisahkan dalam proses perkembangan umat manusia.
Contohnya di zaman purba. Bagaimana mereka bisa berhasil menemukan api dengan cara menggesekkan kayu atau batu. Situasi itu membutuhkan proses berpikir kritis atau critical thinking.
Adapun di dunia modern, istilah critical thinking diperkenalkan oleh filsuf John Dewey dalam bukunya How We Think tahun 1910.
Ada banyak definisi dari critical thinking yang secara umum memiliki arti, proses berpikir dengan menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan kesimpulan secara objektif dan rasional.
Baca Juga:2 Peneliti Pusat Studi Filantropi FEBI UIN KH Abdurrahman Wahid Ikuti RCC Asesor WakafRahasia Sukses M Aditya Warman: 'Jadikan Ibu Sebagai 'Jimat' dalam Hidup Ini'
Kalau kita sederhanakan ibarat sedang menyelesaikan puzzle Jigsaw. Orang yang tidak berpikir kritis, dia akan menyelesaikan puzzle-nya dengan cara yang asal atau sembarang tanpa melihat bentuknya.
Pada akhirnya orang tersebut akan gagal dalam menyelesaikan puzzle karena tidak berpikir kritis dan tidak memiliki pola dalam menyelesaikan puzzle-nya.
Orang yang sedikit berpikir, akan menyelesaikan puzzle-nya dengan mempertimbangkan pola yang ada sebelum digabung-gabungkan. Orang kedua ini lebih baik tapi belum cukup untuk menyelesaikan keseluruhan puzzle.
