RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL — Tiga jembatan bambu yang membentang di atas Sungai Kali Blorong menjadi akses vital penghubung antara Desa Ngampel Wetan dan Desa Sudipayung menuju Dukuh Sudimoro, Kabupaten Kendal. Meskipun strukturnya serba terbatas—hanya dapat dilalui pejalan kaki dan sepeda motor—jembatan sepanjang 80 meter ini ternyata menjadi sumber berkah tak terduga bagi kemaslahatan umat.
Sekretaris pengelola jembatan Dukuhsari, Jamhuri (58), menjelaskan bahwa jembatan yang dikelola warga sejak 1996 ini menjadi sumber infak yang hasilnya digunakan untuk renovasi tiga musholla dan satu masjid setempat. Rata-rata infak harian mencapai sekitar Rp 300 ribu.
“Dua hari dijaga warga Sudimoro, dua hari warga Dukuhsari; hasilnya digunakan untuk musholla dan masjid,” ujar Jamhuri, Minggu (14/12/2025).
Baca Juga:Pohon Waru Tumbang Tutup Jalan Raya Sinangohprendeng Pekalongan, Lalu Lintas Sempat MacetLiterasi Batang Masih Rendah, Bunda Literasi: Budaya Baca Anak Perlu Dipaksa Sejak Dini
Jamhuri menambahkan, biaya renovasi jembatan yang sering rusak akibat banjir diambil dari kas jembatan, bahkan warga siap iuran jika dana kurang. Ia juga menolak rencana pemerintah desa mengambil alih jembatan menjadi Badan Usaha Desa (Bumdes) karena khawatir mengurangi infak warga.
Tokoh agama setempat, KH. Fatkhurrohman, menilai jembatan bambu ini memberikan nilai sosial dan keagamaan yang tinggi.
“Infaq dari jembatan bambu memperkuat tanggung jawab sosial warga sekaligus memberi pelajaran pentingnya musyawarah dan gotong royong,” ujarnya.
Warga berharap menjelang musim hujan, tidak terjadi banjir bandang yang dapat merusak jembatan, yang merupakan satu-satunya akses penting mereka. (fur)
