RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Penyakit genetika Talasemia kini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Batang. Minimnya pemahaman masyarakat, di mana hampir 90 persen warga Batang belum mengenal penyakit ini, mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Perhimpunan Orangtua Penyandang Talasemia Indonesia (POPTI) untuk melakukan aksi kolaboratif.
Penyakit yang mengharuskan penderitanya menjalani transfusi darah seumur hidup ini mulai menunjukkan peningkatan kasus di Batang. Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Batang berencana memperluas sosialisasi hingga ke tingkat puskesmas dan sekolah-sekolah demi memutus mata rantai talasemia mayor.
Kepala Dinkes Batang, dr. Ida Susilaksmi, menekankan pentingnya deteksi dini bagi generasi muda, terutama bagi mereka yang merencanakan pernikahan.
Baca Juga:Mbah Ngasmin Ditemukan Meninggal di Perairan Jepara Usai Empat Hari Hilang di Sungai Kali Kutho KendalKurangi Limbah, KKN UNIKAL Hadirkan Komposter Aerob dan Rumah Botol di Podosugih Kota Pekalongan
“Deteksi dini penting untuk mengetahui apakah seseorang membawa gen talasemia, sehingga bisa menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan hidup,” ujar dr. Ida saat menerima audiensi POPTI Cabang Batang, Rabu (25/12/2025).
Menurutnya, tujuan utama dari skrining massal adalah mencegah kelahiran anak dengan kondisi talasemia mayor yang memiliki beban kesehatan cukup berat di masa depan.
Tantangan Biaya dan Perjuangan Pasien
Saat ini, tercatat ada 42 penyandang talasemia di Kabupaten Batang yang terdiri dari 15 dewasa dan 27 anak-anak. Namun, Ketua POPTI Batang, Nety Widjayanti, mengungkapkan bahwa perjuangan pasien masih terganjal masalah biaya, terutama karena skrining talasemia belum terkaver oleh BPJS Kesehatan.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Perlu kolaborasi dengan Dinas Kesehatan agar ada solusi jangka panjang, terutama jika ditemukan kasus baru atau pasien yang belum terlayani,” ungkap Nety.
Kesulitan serupa dirasakan penderita yang harus bolak-balik menjalani terapi. Ahli medis POPTI Batang, dr. Tan Evi Susanti, Sp.A, mengenang masa-masa sulit saat pasien harus menyewa bus demi mendapatkan protokol terapi di RSUP Kariadi Semarang karena keterbatasan alat di daerah.
Layanan One Day Care di RSUD Kalisari
Kabar baik bagi para pasien, saat ini RSUD Kalisari Batang telah menyediakan layanan one day care. Fasilitas ini memungkinkan pasien talasemia untuk menjalani perawatan rutin dan transfusi darah tanpa harus menjalani rawat inap yang lama.
