Program PKW Bekali Anak Putus Sekolah Mesin Jahit dan Legalitas Usaha, Targetkan Kemandirian Ekonomi

Program PKW Bekali Anak Putus Sekolah Mesin Jahit dan Legalitas Usaha, Targetkan Kemandirian Ekonomi
ISTIMEWA PELATIHAN - Program PKW bidang tata busaha yang digelar oleh LKP Nisfisano membekali peserta dengan ketrampilan dan penampingan menyeluruh.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bidang Tata Busana dari Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikdasmen kini menjadi tumpuan baru bagi anak-anak putus sekolah di Kota Pekalongan. Dilaksanakan oleh LKP Nisfisano, program ini dirancang secara komprehensif untuk mengubah pengangguran menjadi wirausahawan mandiri.

Program ini menyasar remaja yang tidak menempuh pendidikan formal dan berasal dari keluarga kurang mampu. Fokusnya tidak hanya pada keterampilan teknis menjahit, tetapi juga pada pemberian modal kerja nyata berupa mesin jahit dan pengurusan legalitas usaha.

Pengelola LKP Nisfisano, Nakiroh, menjelaskan bahwa pemberian aset berupa mesin jahit merupakan langkah krusial agar peserta tidak kehilangan momentum setelah pelatihan berakhir.

Baca Juga:Jalur Doro-Petungkriyono Rawan Longsor dan Licin, Polisi Pasang Garis Peringatan di Bibir JurangAturan Libur Nataru di Kendal Siswa Libur, Guru ASN Tetap Wajib Masuk Kerja dan Siapkan Perangkat Ajar

“Peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga kami berikan mesin jahit sebagai modal awal agar mereka bisa langsung memulai usaha dari rumah,” ujar Nakiroh saat ditemui di kantornya, Selasa (30/12/2025).

Pendampingan dari Legalitas hingga Branding

Selain penguasaan teknis seperti pengukuran tubuh, pembuatan pola, dan menjahit, peserta juga didorong untuk memiliki identitas bisnis yang profesional. LKP Nisfisano memfasilitasi pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Pekalongan.

Langkah ini dilakukan agar usaha yang dirintis anak-anak muda tersebut memiliki payung hukum yang resmi sejak awal. Dari sisi promosi, peserta dibimbing merancang desain media promosi cetak (MMT) untuk dipasang di rumah mereka masing-masing.

“Pendampingan dilakukan mulai dari penentuan identitas usaha hingga proses pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) hingga legalitas usaha tersebut resmi terbit,” tambah Nakiroh.

Merambah Pemasaran Digital

Menyadari pentingnya ekosistem digital saat ini, kurikulum PKW di LKP Nisfisano juga mencakup literasi pemasaran daring. Peserta diajarkan cara mengelola toko online, mulai dari pengambilan foto produk yang menarik, pengunggahan ke marketplace, hingga strategi komunikasi pelanggan.

Pendekatan berkelanjutan ini diharapkan menjadi solusi nyata dalam menekan angka pengangguran di usia produktif. Melalui integrasi antara keterampilan teknis, permodalan alat, legalitas hukum, dan penguasaan teknologi digital, anak-anak putus sekolah di Pekalongan kini memiliki peluang besar untuk berdaya saing dan mandiri secara ekonomi. (nul)

0 Komentar