RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Panggung utama ajang Batang Nusantara Expo 2025 dipenuhi keriuhan dan decak kagum penonton pada Rabu (31/12/2025). Sebanyak sembilan sekolah dasar (SD) terpilih unjuk gigi menampilkan beragam kesenian tradisional dalam tajuk “Gelar Budaya SD”.
Kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan biasa, melainkan representasi dari program keunggulan lokal berbasis budaya yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang. Para penampil yang hadir merupakan kombinasi dari sekolah binaan budaya dan para juara Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat kabupaten hingga provinsi.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikbud Kabupaten Batang, Endah, mengungkapkan bahwa ajang ini dirancang untuk memberikan ruang apresiasi bagi siswa yang selama ini telah menekuni seni di sekolah.
Baca Juga:Kembali Pimpin DPC PDI Perjuangan Kendal, Akhmat Suyuti Targetkan Menang 12 Kursi pada Pemilu 2029Tarik Investor, TWL Pantai Pasir Kencana Pekalongan Kaji Kerja Sama Pihak Ketiga demi Tambah Wahana Baru
“Ada sembilan sekolah yang tampil. Ini khusus gelar budaya. Jenis penampilannya beragam, ada tari, solo song, geguritan, macapat, nanti ditutup dengan rebana dan lainnya,” ujar Endah saat mendampingi para siswa di lokasi expo.
Menampilkan Jawara Tingkat Provinsi
Kehadiran para penampil di panggung ini telah melalui seleksi ketat. Endah menjelaskan, beberapa materi seni yang dibawakan seperti macapat dan gelijen merupakan peraih prestasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Hal ini membuktikan bahwa kualitas talenta seni anak-anak Batang mampu bersaing di kancah yang lebih luas.
“Kami pilih yang terbaik. Tampilan hari ini merupakan gabungan dari anak-anak sekolah keunggulan lokal budaya dan anak-anak juara Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI),” jelasnya.
Penonton disuguhi berbagai lantunan geguritan (puisi Jawa) yang syahdu hingga tarian tradisional yang enerjik. Sarana ekspresi ini dinilai sangat vital bagi pembentukan karakter dan kepercayaan diri siswa sejak usia dini.
Antusiasme yang Melimpah
Tingginya minat sekolah untuk berpartisipasi sempat membuat panitia kewalahan. Endah menceritakan, durasi waktu dua jam yang disediakan sebenarnya tidak cukup untuk menampung seluruh sekolah yang ingin mendaftar.
“Partisipasinya bagus sekali. Ada sekolah yang sebenarnya ingin tampil, tapi kami harus menghentikan karena waktu hanya dua jam,” ungkapnya.
Disdikbud Kabupaten Batang berharap agar kegiatan publik berskala besar seperti Batang Nusantara Expo terus digelar secara rutin. Harapannya, generasi muda di Batang semakin termotivasi untuk menjaga akar budaya nusantara di tengah gempuran modernisasi.
