Pasca-Tragedi Ibu dan Anak, Perlintasan KA KM 98+2/3 Pekalongan–Sragi Resmi Ditutup Permanen

Pasca-Tragedi Ibu dan Anak, Perlintasan KA KM 98+2/3 Pekalongan–Sragi Resmi Ditutup Permanen
HADI WALUYO DITUTUP - Paska kecelakaan yang menewaskan seorang ibu dengan dua anaknya, perlintasan sebidang kereta api di KM 98+2/3 antara Stasiun Pekalongan–Sragi resmi ditutup mulai Selasa (30/12/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN – Tragedi memilukan yang merenggut nyawa seorang ibu dan dua anaknya di perlintasan sebidang beberapa waktu lalu direspons cepat oleh otoritas terkait. Mulai Selasa (30/12/2025), perlintasan kereta api di KM 98+2/3 yang terletak di antara Stasiun Pekalongan dan Stasiun Sragi resmi ditutup total.

Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan sekaligus menjamin keamanan perjalanan kereta api, terlebih di tengah masa Operasi Lilin Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pekalongan, Agus Purwanto, menegaskan bahwa penutupan permanen ini merupakan keputusan terbaik hasil evaluasi lintas instansi guna mencegah terulangnya insiden maut serupa.

Baca Juga:Kantah Kota Pekalongan Tuntaskan Sertifikasi 112 Tanah Wakaf, Aset Polri Kini Resmi Jadi ElektronikBNNK Batang Sita 3,8 Kilogram Ganja Sepanjang 2025, Bongkar 5 Kasus Besar dan Amankan 11 Tersangka

“Penutupan ini kebetulan masih dalam rangkaian Operasi Lilin Nataru. Sekaligus untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan. Jadi alangkah baiknya ditutup permanen mulai hari ini,” ujar Agus Purwanto, Selasa (30/12/2025).

Syarat Ketat Jika Ingin Dibuka Kembali

Meski telah ditutup dengan pemasangan patok dan pembongkaran aspal, Agus menyebut status penutupan ini akan dievaluasi hingga masa libur Lebaran mendatang. Akses tersebut berpeluang dibuka kembali hanya jika ada komitmen kuat dari pemerintah desa atau masyarakat setempat untuk menyediakan penjaga resmi setiap hari.

“Intinya harus ada penjaga dulu setiap hari. Jadi minimal sampai libur Lebaran akan kita kaji lagi. Warga diharapkan bisa memaklumi. Terpaksa aksesnya harus memutar dulu lewat perlintasan sebelah timur, jaraknya sekitar setengah kilometer,” tambahnya.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Luqman Arif, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa penutupan ini telah melalui koordinasi dengan Balai Teknik Perkeretaapian, TNI-Polri, hingga perangkat desa setempat agar tidak memicu gejolak sosial yang signifikan.

“Penutupan ini adalah langkah pencegahan guna menghindari insiden yang tidak diinginkan serta sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan keselamatan transportasi,” ungkap Luqman.

Disiplin Jadi Kunci Utama

Luqman mengingatkan masyarakat bahwa keberadaan palang pintu dan penjaga hanyalah alat bantu. Kunci utama keselamatan di perlintasan sebidang tetap berada pada kedisiplinan para pengendara dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada.

“Alat utama keselamatan di perlintasan adalah rambu-rambu lalu lintas. Palang pintu dan penjaga hanyalah alat bantu. Solusi utama agar terhindar dari kecelakaan adalah disiplin berlalu lintas,” tegas Luqman.

0 Komentar