3 Pesan Keumatan dari Arena Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan, Wajib Tindak Lanjut!

Pesan keumatan dari arena Musyda
BERDAMPINGAN - Dari kiri, Sekretaris PWM Jateng Dodok Sartono, Wakil Walikota Pekalongan H Salahudin, Sekretaris PWA, PDA, dan Balqis Diab hadir saat pembukaan Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan. (Dok. Istimewa)
0 Komentar

Pesan Keumatan dari Arena Musyda

Dari rangkaian acara pembukaan tersebut, sambutan dari dua tokoh undangan cukup menarik disimak dan menjadi bahan refleksi ke depan bagi Muhammadiyah dan Aisyiyah maupun bagi ormas Islam lainnya. Kedua tokoh dimaksud yakni, Sekretaris PWM Jateng Dodok Sartono dan Wakil Wali Kota Pekalongan, H Salahudin, yang menyampaikan pesan keumatan inspiratif yang relevan dengan tantangan kekinian.

Para musyawirin menyimak sambutan pembukaan Musyda

Adalah Wakil Wali Kota Pekalongan, H Salahudin, yang pertama menyampaikan pesan keumatan inspiratif ini dalam sambutannya. Pria yang juga tokoh NU ini menyampaikan tentang siklus sejarah yang cenderung berulang dalam kaitan dengan teks atau pesan-pesan agama atau ketuhanan.

“Konon, tren agama itu, semakin jauh dari jauh jarak waktunya dari sumber utamanya, maka potensi penyimpangan semakin tinggi. Maka dulu siklus kenabian kan juga begitu, Nabi satu meninggal, lalu lama-lamaan umatnya mulai menyimpang dari nilai ketuhanan, maka Alah turunkan Nabi lagi untuk meluruskan, mengembalikan ke track yang benar,” jelasnya.

Baca Juga:1.004 Calhaj Kendal Pasti Berangkat Haji Tahun Ini, 176 Jamaah Ternyata ASN[PUISI] Dari Balik Jendela Kelas

Berikutnya ketika Nabi kedua wafat, lama-lamaan umatnya juga mulai banyak yang menyimpang dari ajaran Tuhan, maka dikirimkan Nabi lagi sampai dengan Rasulullah Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul penutup atau nabi akhir zaman.

DPD PAN Kota Pekalongan menyerahkan bantuan untuk Muhammadiyah dan Aisyiyah

Bagaimana dengan sepeninggal Nabi Muhammad Saw? Salahudin pun melanjutkan pesan keumatan yang menggugah dengan menukil hadits dan pendapat ulama tentang siklus lahirnya ulama mujaddid atau pembaharu setiap 100 tahun. Mereka akan mengembalikan ajaran Islam yang mulai mengalami penyimpangan.

“Maka kita berharap, kita bukanlah bagian dari golongan yang menyimpangan ajaran Islam, bukan debu yang mengotori wajah Islam. Melainkan justru orang-orang yang mau membersihkan debu dan kotoran yang mengotori ajaran agama yang benar,” demikian pesan H Salahudin.

Sementara Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng, Dodok Sartono yang menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan, pun tak ketinggalan pesan keumatan yang menggugah. Bukan hanya satu, melainkan dua pesan keumatan yang menggugah dan layak dijadikan refleksi untuk kepemimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Pekalongan ke depan.

0 Komentar