3 Pesan Keumatan dari Arena Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan, Wajib Tindak Lanjut!

Pesan keumatan dari arena Musyda
BERDAMPINGAN - Dari kiri, Sekretaris PWM Jateng Dodok Sartono, Wakil Walikota Pekalongan H Salahudin, Sekretaris PWA, PDA, dan Balqis Diab hadir saat pembukaan Musyda Muhammadiyah Kota Pekalongan. (Dok. Istimewa)
0 Komentar

Perwakilan Polres, Kodim, dan tokoh ormas Islam

Adapun pesan keumatan yang menggugah yang pertama, mantan Ketua Lazismu Jawa Tengah ini menyampaikan tamsil simbolik atas peristiwa banjir bandang besar yang terjadi di era Nabi Nuh As. Menurut Dodok, semua umat dari berbagai zaman sejatinya telah dan akan mengalami banjir bandang yang tak bisa ditolak. Informasi tentang banjir bandang juga sebetulnya diterima setiap kelompok, organisasi, ormas, perusahaan, dan entitas lainnya.

Siapa yang tak mengenal Nokia, raja handphone GSM pada zamannya. Mendominasi dan nyaris tak ada lawan seimbang. Lalu datanglah informasi ke para petinggi Nokia, bahwa tidak lama akan datang banjir bandang android yang amat besar.

“Tetapi seperti umatnya Nabi Nuh, petinggi Nokia menolak informasi soal potensi banjir android, mereka percaya diri Nokia sudah mapan, android tak mungkin bisa menyaingi mereka. Dan yang terjadi, banjir android benar-benar datang, dan Nokia pun digulung bandang,” terang Dodok Sartono.

Baca Juga:1.004 Calhaj Kendal Pasti Berangkat Haji Tahun Ini, 176 Jamaah Ternyata ASN[PUISI] Dari Balik Jendela Kelas

Seperti diketahui, Nokia yang sampai tahun 2008 dinobatkan sebagai perusahaan ponsel terbesar dunia yang menguasai 40 persen pangsa pasar global, pada akhirnya tenggelam oleh cepatnya perubahan teknologi yang gagal diantisipasi. Alih-alih membuat perahu besar untuk mengantisipasi datangnya banjir, para petinggi Nokia justru tetap bergeming dengan kebesaran brand nya.

Akhirnya, di 2013 Nokia resmi diakuisisi Microsoft. Anehnya, CEO Nokia, Stephen Elop masih mengeluarkan pernyataan kontroversial yang masih diingat orang sampai saat ini.

“We didn’t do anything wrong, but somehow, we lost. (Kami tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi entah bagaimana kami gagal).”

Contoh kedua yang juga relate dengan soalan banjir bandang ini adalah raksasa BUMN bernama PT Telkom. Tahun 2000 awal saat Telkom menguasai seluruh jaringan telepon kabel Indonesia, masuklah informasi soal banjir telepon nirkabel yang akan membanjiri dunia dan Indonesia.

“Tak mau Telkom tenggelam, maka tahun 2004 mereka mendirikan Telkomsel untuk menghadirkan jaringan nirkabel. Dan sekarang Telkomsel tetap merajai pasar Indonesia. Jadi, Telkom tahu akan ada banjir bandang dan di mengantisipasi dengan membangun Telkomsel,” jelas Dodok.

0 Komentar