4 Makanan Khas Pekalongan Diajukan Dapat Sertifikat Indikasi Geografis, Walikota Aaf Berharap Tidak Diklaim Daerah Lain

4 makanan khas pekalongan
Walikota HA Afzan Arslan Djunaid SE membuka kegiatan pemotongan lopis raksasa Syawalan Krapyak, bertempat di Krapyak Kidul Gg 8, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Sabtu (29/4/2023). (Radarpekalongan.id/Abdurrohman)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Walikota HA Afzan Arslan Djunaid SE segera mengajukan 4 makanan khas Pekalongan, masing-masing Lopis, Megono, Tauto dan Garang asem agar mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis. Tujuannya untuk melindungi dari klaim daerah lain.

Hal tersebut disampaikannya usai membuka kegiatan pemotongan lopis raksasa Syawalan Krapyak, bertempat di Krapyak Kidul Gg 8, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Sabtu (29/4/2023).

Lopis menjadi makanan khas Pekalongan.(Radarpekalongan.id/Abdurrohman)

“Setelah sarung batik Pekalongan resmi mendapatkan sertifikat perlindungan Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), kembali Pemkot akan mendaftarkan ketenaran 4 makanan khas Kota Pekalongan lainnya yang sudah menjadi tradisi secara turun menurun dari nenek moyang, yakni tradisi Lopisan, Megono, Tauto dan Garang asem,” ucapnya.

Baca Juga:6 Pemenang Pekalongan Balloon Festival 2023 Terima Hadiah, Begini Harapan Walikota AafHasil Belajar Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak Ditampilkan, Wawalkot Berharap Guru Amanah dan Jujur

Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk menjaga 4 makanan khas pekalongan dan kualitas lopis Krapyak Kota Pekalongan, Megono, Tauto dan Garang asem agar tidak diklaim oleh daerah-daerah lainnya.

Soto menjadi makanan khas Pekalongan.(Radarpekalongan.id/Abdurrohman)

“Untuk sertifikat Indikasi geografis, kemarin kita (Kota Pekalongan) sudah mendapatkan untuk sarung batik. Selanjutnya, kita masih mengajukan lagi untuk megono, tauto, garang asem, termasuk lopis itu sendiri agar jangan sampai kekhasan lokal ini diklaim daerah-daerah lain,” tegasnya.

Aaf menyebutkan, berdasarkan informasi dari pantia penyelenggaran Festival Lopisan Krapyak Tahun 2023, di tahun ini sudah ada daerah lain yang juga mengadakan acara serupa Festival Lopisan.

“Padahal sudah sejak zaman nenek moyang kita tradisi lopisan ini berasal dari dan adanya hanya di wilayah Krapyak Kota Pekalongan saat momentum Syawalan seperti ini,” ungkapnya.

Walikota Aaf Perjuangkan 4 Makanan Khas Pekalongan Dapat Sertifikat IG

Sehingga, pihaknya menilai, pengajuan IG untuk 4 makanan khas pekalongan dan lopisan Krapyak ini perlu diperjuangkan menjadi khasanah tersendiri untuk Kota Pekalongan agar jangan sampai tradisi Lopis Syawalan Khas Krapyak ini diakui oleh daerah-daerah lain.

“Support kita (pemerintah) sangat luar biasa dan panitia juga sudah menyiapkan tradisi lopisan kali ini secara matang. Mengingat kapasitas untuk tempat masak lopisnya sekitar 1,8 ton, kalau kapasitasnya ditambah dan bisa lebih representatif, kami yakin acara Lopisan Raksasa Krapyak ini bisa digelar lebih besar dan semarak lagi,” pungkasnya. (dur)

0 Komentar