4 Makna Surat Al Ikhlas Bagi Siswa SD dan Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Firaun yang mengaku Tuha diabadikan mayatnya.
Keesaan Allah Swt yang tercantm dalam Surat Al Ikhlas patut kita teladani dan diyakini. Firaun yang mengaku tuhan, ditenggelamkan Allah di lautan tapi jasadnya diabadikan. (Foto: Ngelmu)
0 Komentar

Oleh Ruhanah, SPd.I. Surat Al Ikhlas memiliki beberapa keutamaan dalam kehidupan ini.

Allah Swt berfirman di dalam Surat Al Ikhas yang berbunyi:

Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu

Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia

Makna Surat Al Ikhlas Ayat Pertama

Katakanlah: “Dialah Allah Yang Mahaesa.”

Saat itu orang-orang Yahudi berkata, dirinya menyembah Uzair sebagai anak Allah. Sementara itu dari pihak Nasrani berkata, pihaknya menyembah Isa anak Allah. Dan yang lebih parah adalah kaum musyrikin yang berkata, mereka menyembah berhala. Allah menegaskan dengan kalimat yang berisi tentang bantahan kepada semua kalimat di atas dengan mengatkaan bahwa Dia Maha Esa.

Baca Juga:PAC Muslimat NU Wonopringgo Melakukan Papanisasi di 33 TitikGuru Dituntut untuk Memperbarui Pengetahuan

Dialah Allah Tuhan Yang Satu, Yang tiada tandingan-Nya, tiada lawan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya.

Nabi Ibrahim adalah sosok nyata pejuang ketauhidan. Di malam hari dia melihat bintang bersinar. Dia berpikir mungkinkah ini tuhannya? Tapi menjelang pagi bintang tidak bersinar lagi bahkan hilang. Nabi Ibrahim berkesimpulan bahwa dia tidak akan mengakui tuhan yang hanya bersinar di malam hari.

Kemudian di malam berikutnya, Nabi Ibrahim melihat bulan. Mungkinkah ini tuhanku karena bentuknya lebih besar dan lebih terang. Namun ketika pagi hari bulan pun menjadi pudar dan akhirnya hilang di siang hari. Dan Nabi Ibrahim berkesimpulan, aku tidak akan bertuhan kepada yang tenggelam.

Di siang hari Nabi Ibrahim melihat matahari yang sinarnya sangat terang hampir menerangi ke seluruh bumi. Wah… ini lebih besar dan sinarnya sangat terang benderang. Mungkinkah ini tuhanku? Di sore hari matahari itu pun tenggelam dan hilang.

Dan Nabi Ibrahim pun berkesimpulan, aku tidak akan menyembah bintang, aku tidak akan menyembah bulan dan aku pun tidak akan menyembah matahari. Aku akan menyembah yang menciptakan bintang, aku akan menyembah yang menciptakan bulan dan aku akan menyembah yang menciptakan matahari.

Perjalanan ketauhidan Nabi Ibrahim akhirnya menemukan Tuhan yang sebenarnya. Tuhan yang menciptakan bintang, bulan, matahari dan seluruh makhluk yang diciptakan di bumi dan langit ini. Tuhannya adalah Allah Yang Maha Esa.

0 Komentar