4 Masalah Gizi Berisiko Sebabkan Anak Stunting yang Harus Diwaspadai

4 masalah gizi penyebab stunting
Ilustrasi pengukuran tinggi dan berat badan anak secara rutin dalam rangka pencegahan stunting. (Dok/Kemenkes)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Kesehatan Masyarakat menyebutkan ada 4 masalah gizi yang berisiko menyebabkan anak mengalami stunting.

Masalah gizi tersebut juga memengaruhi angka penurunan prevalensi stunting. Keempat masalah gizi penyebab stunting dimaksud, yakni: wight faltering (kenaikan berat badan yang tidak cukup, artinya di bawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya); underweight (berat badan kurang); gizi kurang; dan gizi buruk.

Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi, MPH bahkan menyatakan, setelah empat masalah gizi tersebut bisa teratasi, maka penurunan prevalensi stunting akan terjadi.

Baca Juga:Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan Selenggarakan Misa ImlekSebuah Rumah di Kota Pekalongan Terbakar di Tengah Genangan Banjir

“Kalau kasus keempat masalah gizi tersebut tidak turun, maka stunting akan susah turunnya. Kalau mau menurunkan stunting maka harus menurunkan masalah gizi tadi, yakni weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk,” kata Endang, dalam siaran Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Jumat (27/1/2023).

Endang menegaskan bahwa upaya pencegahan stunting haruslah dimulai dari hulu. Yaitu sejak masa kehamilan sampai anak berusia 2 tahun, atau 1.000 hari pertama kehidupan.

Menurutnya, pada periode setelah lahir yang harus diutamakan adalah pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan secara rutin. Dengan demikian dapat diketahui sejak dini apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan dimaksud, dimulai dengan terjadinya weight faltering atau berat badan tidak naik sesuai standar. Apabila dibiarkan, anak yang mengalami weight faltering akan berlanjut menjadi underweight dan wasting.

Wasting sendiri merupakan kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.

“Ketiga kondisi ini bila terus terjadi maka akan menjadi stunting,” imbuh dr. Endang. (way)

0 Komentar