RADARPEKALONGAN.ID – Sudahkah kamu tau ada berbagai manfaat daun kelor untuk kesehatan? Ternyata tanaman yang memiliki nama latin Moringa oleifera ini punya berbagai khasiat yang bagus buat tubuh, lho. Pantas saja kalau daun kelor kerap dijadikan sebagai minuman herbal tradisional seperti jamu.
Daun kelor kaya akan kandungan kalium dan vitamin C-nya. Jumlah vitamin C pada daun kelor digadang-gadang 7 kaki lipat lebih banyak dibanding buah jeruk. Pun dengan kalium daun kelor jumlahnya 15 kali lipat lebih banyak dibanding buah pisang.
Selain vitamin C dan kalium, daun kelor juga punya kandungan nutrisi lain seperti vitamin A, B2, B6, protein, kalsium, magnesium, zat besi, asam amino, dan juga antioksidan. Dengan berbagai kandungan tersebut ada banyak manfaat daun kelor untuk kesehatan.
Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan
ilustrasi daun kelor/pexels
Baca Juga:Ampuh Redakan Sakit Menstruasi! Cek 5 Manfaat Jahe untuk Kesehatan dan Cara PemanfaatannyaCuma Makan Buah Ini Kulit Jadi Sehat! Manfaat Buah Pir untuk Kesehatan, 6 Rahasianya Harus Diketahui dari Sekarang
Berikut beragam manfaat daun kelor untuk kesehatan yang bisa kamu peroleh saat mengonsumsinya.
1. Mengurangi Peradangan dalam Tubuh
Respon alami atau salah satu mekanisme pelindungan tubuh terhadap infeksi atau cedera adalah peradangan atau inflamasi. Jika dibiarkan lama, peradangan bisa berbahaya karena bisa menjadi penyakit kronis.
Sebuah penelitian berjudul immunosuppressive activity of ethanolic extract of seeds of Moringa oleifera Lam. in experimental immune inflammation dalam Bioorganic & Medicinal Chemistry mengungkapkan bahwa kandungan isothiocyanate di dalam daun kelor bisa mengatasi masalah tersebut.
Senyawa tersebut merupakan senyawa anti inflamasi yang juga ada pada daun polong dan biji kelor.
2. Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Manfaat daun kelor untuk kesehatan yang lainnya adalah sebagai imunitas. Kandungan vitamin C yang banyak di dalam daun kelor bisa meningkatka daya tahan tubuh sehingga mampu melawan infeksi.
Ekstrak daun kelor diketahui bisa menghambat pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli, Streptococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia, yang biasanya menjadi penyebab infeksi saluran pencernaan, paru-paru, dan kulit.