6 Sebab Prasangka, Buatmu Tidak Objektif dalam Menilai

Sebab prasangka, buatmu tidak menilai dengan objektif
Sebab prasangka, buatmu tidak menilai dengan objektif. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Kategorisasi

Informasi membanjiri manusia dan membuat manusia berusaha memilah-milah semuanya dengan cara yang logis, metodis, dan rasional. Akibatnya, orang cenderung bergantung pada kemampuan untuk menempatkan orang, ide, dan objek ke dalam kategori yang berbeda untuk membuat informasi yang kompleks menjadi sederhana.

Mampu mengkategorikan informasi dengan cepat memang memungkinkan manusia untuk bereaksi dengan lebih cepat, tetapi lebih jauh lagi ini bisa menjadi sebab prasangka. Misalnya, orang cenderung meminimalkan perbedaan antara orang-orang dalam kelompok tertentu dan membesar-besarkan perbedaan antar kelompok. Mereka tidak melihat seseorang sebagai individu, tetapi sebagai anggota dari suatu kelompok.

Penilaian Awal

Dalam sebuah penelitian, partisipan diminta untuk menilai tinggi seseorang di sebuah gambar. Mereka diberi tahu bahwa setiap wanita memiliki tinggi yang berbeda, sedangkan pria memiliki tinggi yang sama. Oleh karenanya, mereka tidak bergantung pada jenis kelamin untuk menebak tinggi badan.

Baca Juga:Hindari Pengaruh Cancel Culture, 6 Tips Ini Bantu Jaga Kesehatan MentalmuCancel Culture: Tren untuk Dihapus atau Dipertahankan?

Peserta menilai secara konsisten bahwa laki-laki beberapa inci lebih tinggi dari perempuan dengan penilaian awal mereka bahwa lelaki selalu lebih tinggi. Penilaian awal bahwa lelaki lebih tinggi ini membuat mereka mengabaikan pernyataan yang telah diungkapkan peneliti dan menilai ketinggian secara akurat.

Bias Homogenitas Outgroup

Orang cenderung memandang orang yang berada di luar kelompoknya lebih homogin dibanding anggota kelompok di mana mereka berada. Inilah yang disebut bias homogenitas outgroup yang merupakan salah satu sebab prasangka.

Orang mengembangkan persepsi bahwa semua anggota outgroup adalah sama entah dalam hal ras, kebangsaan, agama, usia, atau afiliasi kelompok lain.

Peristiwa Sejarah

Terkadang, sebab prasangka berasal dari pengembangan respons terhadap peristiwa sejarah tertentu. Contohnya, pandangan negatif terhadap semua orang Muslim yang merupakan hasil dari peristiwa penyerangan 11 September 2011 yang kemudian memunculkan istilah Islamaphobia dan masih berdampak pada orang Muslim di Amerika hingga saat ini.

Keluarga, Teman, dan Kelompok Sosial

Studi pada 2018 yang melibatkan anak-anak di rentang usia 3 hingga 9 tahun menemukan bahwa orang tua memiliki prasangka etnis dan anak-anak mereka mengadopsi prasangka ini, terlepas dari gaya pengasuhan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan figur orang tua dapat memengaruhi prasangka yang berkembang pada anak.

0 Komentar