8 Adab Bagi Orang Sakit, Adab Menjenguk Orang Sakit, Hingga Hal-hal yang Dikerjakan Saat Menemui Orang Sakaratul Maut

adab bagi orang sakit
Dalam agama, jika sakit dianjurkan untuk berobat. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

Ilustrasi berobat saat sakit (freepik.com)

Seorang muslim yang sakit tidak boleh berobat dengan sesuatu yang haram, atau berobat dengan sesuatu yang merusak akidahnya; misalnya, ia datang kepada dukun, tukang sihir, memakai jimat dan sejenisnya, atau ke tempat lainnya yang dilarang.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً”.أخرجه البخاري

Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah turunkan juga obatnya. [HR Al Bukhari].

Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ خَلَقَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ.

Baca Juga:12 Hikmah Sakit Menurut Islam, Salah Satunya Sebagai Penebus DosaHujan Lebat, Talud Jalan Desa Lumeneng Longsor

Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram. [Dikeluarkan Al Haitsami di dalam Majma’az Zawa’id].

  1. Apabila bertambah parah sakitnya, tidak boleh baginya untuk mengharapkan kematian

Banyak pemberitaan di media massa, orang bunuh diri karena tak kuat dengan sakit menahun yang dideritanya. Padahal dalam Islam, tatkala sakit bertambah parah, tidak boleh untuk mengharapkan kematian. Ini adalah adab bagi orang sakit berikutnya yang harus dipahami.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا

Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian, dan janganlah meminta kematian sebelum datang waktunya. Apabila seorang di antara kalian meninggal, maka terputus amalnya. Dan umur seorang mukmin tidak akan menambah baginya kecuali kebaikan. [HR Muslim].

  1. Hendaknya seorang muslim berada di antara khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap)

Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi seorang pemuda yang dalam keadaan sakaratul maut; kemudian Beliau bertanya: “Bagaimana engkau menjumpai dirimu?” Dia menjawab: “Wahai, Rasulullah! Demi Allah, aku hanya berharap kepada Allah, dan aku takut akan dosa-dosaku.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ

Tidaklah berkumpul dua hal ini (yaitu khauf dan raja’) di dalam hati seseorang, dalam kondisi seperti ini, kecuali pasti Allah akan berikan dari harapannya dan Allah berikan rasa aman dari ketakutannya. [HR At Tirmidzi].

  1. Adab bagi orang sakit lainnya ialah wajib baginya untuk mengembalikan hak dan harta titipan orang lain, atau dia juga meminta haknya dari orang lain. Kalau tidak memungkinkan, hendaknya memberikan wasiat untuk dilunasi hutangnya, atau dibayarkan kafarah atau zakatnya
  2. Hendaknya bersegera untuk berwasiat sebelum datang tanda-tanda kematian merupakan adab bagi orang sakit yang juga perlu diperhatikan.
0 Komentar