Akan tetapi, ini merupakan hal yang biasa dalam perkembangan organisasi. Ini merupakan titik yang baik untuk memulai pengalaman dan pembelajaran agar bisa beranjak ke level leadership berikutnya.
Level 2: Permission
Level leadership permission. (Sumber: freepik.com)
Level leadership ini adalah tentang hubungan sosial yang dibangun oleh seorang pemimpin dengan lingkungan sekitarnya. Sederhananya, dia diberikan izin untuk memimpin karena lingkungan mengenalnya sebagai individu yang dapat dipercaya dan organisasi serta tim cenderung setuju dengan keputusan yang dia buat.
Karena dia memiliki hubungan yang baik dengan anggota organisasi, pemimpin di tingkat ini menyadari bahwa akan mudah bagi anggota timnya untuk diajak bekerja sama. Hubungan yang baik ini menguatkan kerja sama dan meningkatkan loyalitas serta kepercayaan satu sama lain.
Baca Juga:Tidak Baik Untuk Kesehatanmu! Ini 10 Tanda Ritme Sirkadian TergangguNgerasa Kekurangan Waktu? Yuk, Sinkronisasi Jam Biologis dan Jadwal Harianmu
Di tingkat ini, seseorang perlu juga untuk mengenal timnya hingga ke ranah pribadi agar terbangun hubungan yang semakin kuat.
Level 3: Production
Level leadership production. (Sumber: freepik.com)
Di tingkat ini, level leadership diukur berdasarkan apa yang telah dihasilkan oleh pemimpin untuk organisasinya, bagaimana kontibusinya berarti untuk tim. Fakta bahwa level ini berada satu tingkat di atas tingkat hubungan yang baik, menegaskan bahwa untuk mencapai level ini, pemimpin perlu memiliki relasi yang kuat dengan tim agar bisa bekerja sama dengan positif.
Hanya ketika sebuah tim dapat mengambil langkah bersama, percaya satu sama lain dan saling mempercayai, barulah muncul kemungkinan untuk mencapai produksi yang tepat.
Pemimpin di tingkat ini memanfaatkan hubungan baik mereka untuk merealisasikan visi yang dimiliki.
Namun, terdapat bahaya dalam tim dengan pemimpin yang berada di level ini. Jika pemimpin mendapatkan posisi lain di dalam organisasi yang sama atau berbeda dan meninggalkan timnya, tim akan mengalami disintegrasi. Ini karena mereka hanya bergantung pada perintah yang biasa diterima dari pemimpin.
Untuk menghindari situasi ini, pemimpin perlu berkembang ke tingkat selanjutnya, sehingga tim tidak hanya sebagai penerima perintah, tetapi juga turut berkembang seperti dalam kemampuan manajemennya.