Air di 347 Bendungan Turun

Air di 347 Bendungan
PANEN - Memasuki iklim elnino, debit air di bendungan yang ada di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan. Namun demikian sejumlah petani ada yang memanfaatkan dengan sistem Pompa.
0 Komentar

KAJEN – Memasuki iklim elnino, debit air di 347 bendungan yang ada di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan. Debit air yang sebelumnya 284 – 743 liter turun menjadi 109-252 liter perdetik.

Iklim elnino melanda Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya sekitar beberap bulan lalu hingga mengakibatkan banyak wilayah mengalami kekeringan. Selain sumur mengalami penurunan debit air, bendungan juga turun.

Kepala Bidang PSDA pada Dinas PU dan Cipta Karya Kabupaten Pekalongan, Budi Antoyo ketika ditemui, Rabu (11/10/2023) menyampaikan bahwa pada iklim elnino ini kondisi bendungan di Kabupaten Pekalongan untuk saat ini mengalami krisis air. Tercatat hampir di 339 bendung kewenangan milik Kabupaten Pekalongan dan 8 bendungan kewenangan Provinsi dan pusat kondisi memang lagi kurang air disaat akan menghadapi Masa Tanam (MT) 1.

Baca Juga:Pasar Banjarsari kini Mulai Dibangun KembaliMuseum Jawa Tengah Ranggawarsita Gelar Pameran Keliling Museum Dolan Pekalongan

“Kita selalu menghitung debit bendung jadi apabila kondisi seperti saat ini tanpa cuaca ekstrem debit bendung berada di angka 284 -743 liter perdetik, namun sekarang berada di angka 109-252 liter perdetik itu dalam kondisi cuaca elnino seperti sekarang ini, ” terangnya.

Adapun kondisi saat ini lanjut dia, cukup berdampak apalagi menjelang masa tanam 1 masuk bulan Oktober – Maret yang mana sangat membutuhkan air. Untuk itu, maka menjadi pemikiran bersama terkait kondisi air dan ketersediaan air yang ada.

“Bendungan kewenangan provinsi ada sekitar 4802 hektar, kemudian bendungan pusat 8.497 hektar dan bendungan Kabupaten Pekalongan seluar 13. 813 hektar. Jadi itu yang akan masuk dalam masa tanam 1 ditahun 2023 ini, ” jelasnya.

Untuk saat ini terang Budi Antoyo, pihaknya masih mengupayakan menghadapi MT 1 bersama IP3A, guna bersama sama mempersiapkan masa tanam.

“Ada beberapa langkah yang kita ambil dengan sistem golongan atau bergilir supaya air sampai area pertanian dan berharap iklim elnino atau cuaca ekstrem ini bisa cepat pulih. Jadi nanti area mana yang akan kita aliri air dengan sistem giliran, ” imbuhnya. (Yon)

0 Komentar