Akademisi Undip: Sistem Proporsional Terbuka Masih Cocok Digunakan di Pemilu 2024

sistem proporsional terbuka
Dosen FH Undip - Sri Wahyu Ananingsih (Radar Pekalongan/Novia Rochmawati)
0 Komentar

*Sistem Proporsional Terbuka Harus Dibenahi

BATANG, RADAR PEKALONGAN.ID – Akademisi Undip, Sri Wahyu Ananingsih menyebut jika sistem proposional terbuka masih menjadi pilihan terbaik pada Pemilu 2024 mendatang. Hal ini lantaran menurutnya sistem ini lebih ideal untuk mewujudkan demokrasi di Indonesia.

“Kalau kita berbicara demokratis, lebih ideal jika menggunakan proporsional terbuka seperti sekarang. Tapi harus ada pembenahan-pembenahan di parpol dan lain sebagainya,” ujar perempuan yang kerap disapa ini saat jadi pemateri di acara Bawaslu Batang beberapa waktu lalu.

Anggota Bawaslu Provinsi Jateng Periode 2017-2022 tersebut juga menyebut jika proporsional terbuka dapat meningkatkan masyarakat untuk  berperan aktif untuk menggunakan hak  suaranya. Meski begitu ia juga tak menampik dengan sistem ini, ada potensi money politik di luar partai.

Baca Juga:Keutamaan Salat Tarawih Malam ke-20, Dapat Pahala TawafKeutamaan Salat Tarawih Malam ke-6, Dapat Pahala Tawaf

“Dugaan potensi politik uangnya ada di luar partai. Karena nantinya Masing-masing peserta pemilu ini berkompetisi secara fight di luar parpol. Mereka  berlomba mencari suara per individu di masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan,  jika proporsional tertutup bisa memperkecil peran serta masyarakat dalam  menggunakan hak suaranya. Selain itu ada kemungkinan terjadinya dugaan pelanggaran, seperti politik uang di internal parpol.

“Ada potensi dugaan politik uang terjadi di internal parpol. Nanti siapa yang jadi nomor 1 nomor 2 nomor 3 berapa jumlah yang harus dikeluarkan. Itu minusnya.Tapi plusnya boleh dikatakan lebih mudah lebih murah. Karena tidak mengeluarkan perlengkapan terkait suara dan sebagainya,”  imbuhnya.

Sistem Proporsional Terbuka Harus Dibenahi

Meski begitu, menurutnya sistem proposional terbuka ini masih perlu dibenahi. Khususnya, agar partai politik menyediakan kader-kader yang berkualitas.

“Kalau saya lebih ke proporsional terbuka seperti sekarang. Hanya saja harus ada pembenahandi internal parpol. Sehingga menghadirkan kader-kader yang berkualitas. Tidak hanya mengambil kader dari pihak luar. Tapi ada peningkatan kapasitas di internal parpol, dan pembenahan parpol,” tegasnya. (nov)

0 Komentar