Sejarah merupakan pembelajaran yang wajib diberikan kepada siswa untuk mengetahui peristiwa penting di masa lalu, Dalam kurikulum merdeka pembelajaran sejarah di kelas IV termuat dalam modul ajar IPAS yang menggabungkan dua mata pelajaran IPA dan IPS menjadi satu pelajaran. Namun tak sedikit siswa yang tidak menyukai pelajaran sejarah karena terkesan membosankan.
Menurut (Sayono, 2013: 9) pembelajaran sejarah menjadi persoalan klasik di sekolah karena adanya image yang populer pada benak siswa bahwa mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang mengandalkan hafalan dan cenderung membosankan sehingga guru harus mempunyai ide yang kreatif guna menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran khususnya sejarah.
Menumbuhkan kesadaran akan sejarah menjadi tantangan bagi guru pada perkembangan pendidikan saat ini serta siswa diharapkan mampu memperkuat ideologi kebangsaan dan rasa cinta tanah air serta mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman maka perlu dilakukan pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tersebut. Seorang guru dituntut untuk mengelola kelas dengan optimal sehingga guru harus memiliki kemampuan memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Baca Juga:Negara Romantis Jadi Pilihan Terbaik Rayakan Valentine, Salah Satunya Ada Impianmu?Cosplayers Yuk Merapat! “Event Japan Aishiteru” Tengah Berlangsung di Transmart Pekalongan
Menurut Ahmad dkk (2014:124) yang menyatakan bahwa penggunaan media sangat penting untuk mewujudkan atmosfer pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media dalam pembelajaran akan memudahkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam pembelajaran IPAS materi peninggalan sejarah yang ada di jenjang sekolah dasar kelas IV SD Negeri 03 Rogoselo, Kabupaten Pekalongan menjadi materi yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun guru menemukan permasalahan pada pembelajaran yang dilakukannya sehingga materi yang telah diajarkan tidak diterima dengan baik oleh para siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru menerapkan media pembelajaran yaitu media video.
Media video merupakan perantara untuk menyampaikan informasi berupa materi pelajaran yang terdiri atas dua komponen yaitu suara dan visual di dalam suatu proses pembelajaran antara guru dan siswa di dalam kelas. Sedangkan menurut (Susilana, 2008: 51) media video adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa: narasi, dialog, sound effect dan musik sedangkan unsur visual berupa gambar/foto diam, gambar bergerak, animasi dan teks. Langkah yang dapat dilakukan guru untuk menggunakan media video yaitu: (1) guru membuat video pembelajaran yang isinya materi peninggalan sejarah dengan bermacam macam gambar dan cuplikan sejarah, (2) siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 siswa, (3) siswa diminta untuk memperhatikan video yang di berikan guru yaitu dengan menonton bersama di depan kelas, (4) siswa diminta untuk memperhatikan video tersebut (5) kemudian antar kelompok mendiskusikan hasil dari video setelah itu siswa diminta untuk membacakan hasil diskusinya di depan kelas, di sini guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk menyimak dan bertanya (6) guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja dan diskusi siswa. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, video digunakan sebagai alat bantu atau media, bukan berfungsi sebagai pengganti guru dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa lebih tertarik dan memperhatikan kegiatan pembelajaran. Sangat diperlukan peranan guru untuk memberikan stimulasi kepada siswa agar perhatian siswa terfokus pada materi yang sedang disampaikan bukan pada hanya video yang sedang disaksikan.