RADARPEKALONGAN.ID – Cuaca ekstrem yang berlangsung selama musim hujan di bulan Januari 2023 ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di 66 lokasi di Kabupaten Kendal. Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada dan siapsiaga, mengingat potensi bencana susulan masih mungkin terjadi selama musim hujan ini.
Peringatan Bupati ini bukan tanpa alasan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal mencatat, bahwa selama musim hujan di awal 2023 ini total sudah terjadi bencana alam di 66 lokasi di Kabupaten Kendal. Bencana dimaksud meliputi 13 pohon tumbang, tanah longsor dan banjir di 29 desa dengan ketinggian antara 30 sampai 150 cm.
Selain itu, mengacu prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Semarang, cuaca ekstrem di Jawa Tengah masih berpotensi sampai dengan bulan Februari mendatang.
Baca Juga:Jadi Ibu Kota dan Dilintasi Jalur Pantura, Kecamatan Kendal Malah Rentan BanjirMinta PPS Jaga Kesehatan, Bupati Dico: Tahapan Pemilu 2024 Panjang dan Melelahkan
“Kita tentu tidak berharap bencana alam melanda Kabupaten Kendal, tetapi tugas kami di pemerintahan adalah mengantisipasi demi mengurangi risiko bencana. Sedia payung sebelum hujan, meski akhirnya tidak hujan,” pesan Bupati saat Rapat Koordinasi Pengamanan Wilayah yang digelar Badan Kesbangpol Kendal di Ruang Ngesti Widhi, Selasa (24/01/2023).
Rakor sendiri dalam rangka mengantisipasi cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG masih akan mengancam sampai akhir bulan Febrruari. Karena itu, Bupati Dico mengimbau masyarakat Kabupaten Kendal untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini.
“Kita sekarang memasuki musim penghujan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan perlu untuk dikedepankan dalam menghadapi potensi bencana. Karena letak Kabupaten Kendal yang memiliki potensi bencana banjir, baik itu rob, luapan sungai maupun banjir bandang. Belum lagi potensi longsor di wilayah atas, angin kencang hingga pohon tumbang,” jelas Dico.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menekankan perlunya membenahi standar operasional prosedur atau SOP penanganan bencana. Tujuannya agar kerja-kerja penanganan bencana tidak tumpang tindih, termasuk pendistribusian sumber daya dan bantuan juga bisa merata.
“SOP perlu kita benahi, kemarin saat bencana banjir melanda Kendal kita sudah cukup baik menanganinya. Namun tetap kita sempat melakukan evaluasi yang tentu ke depan akan kita benahi dengan melibatkan beberapa daerah yang tidak masuk rawan bencana untuk ikut andil membantu, termasuk SOP teknis yang akan dibentuk dalam satgas penanganan bencana,” ujar Bupati Kendal. (sef)