5 Alasan Penting Kenapa Belajar Happy With KGBN Tak Boleh Dilewatkan

Belajar Happy With KGBN
Bersama walikota Belajar Happy With KGBN (28/3, KGBN)
0 Komentar

Merdeka Belajar bukan Menderita Belajar

Kalau dulu siswa murid menedrita ketika belajar di kelas dengan pasif mengikuti gaya pendidikan guru yang seringkali membosankan. Tapi sekarang siswa bisa request cara belajar yang lebih menyenangkan dan nggak kaku.

KGBN – Najelaa Shihab saat menyampaikan sambutan di pelantikan pengurus Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) periode 2022-2025. (foto: yayasan guru belajar)

Sebab pembelajaran kaku yang dilakukan bertahun-tahun di sekolah, membuat siswa tak bisa mengembangkan minat dan bakatnya. Bahkan Budayawan Sujiwo Tedjo kesal banget dengan guru yang mengajar anaknya.

Baca Juga:4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia yang Gampang Banget Dipelajari!Rekomendasi Nama FF Keren 4 Huruf yang Bisa Kamu Gunakan

Siswa (Anak Sujiwo Tedjo) menanyakan benarkah Nabi Muhammad itu Gatot Kaca? Tapi oleh sang guru sekolah langsung memutus imajinasi dengan menjawab kurang ebih begini, “Ya nggaklah. Nabi Muhammad bukan Gatot Kaca. Jangan sembrono.”

Seharusnya ya, ngga usah dibilangin begitu. Biarkan si siswa mempercayai imajinasinya toh seiring dengan pembelajaran dan pengalaman akan membuktikan sendiri benar atau tidak imajinasinya.

Nah, belajar happy with KGBN memungkinkan guru legowo menerima perbendaan pendapat.

Menciptakan Pembelajaran Menyenangkan di Kelas

Buat apa susah buat apa susah susah itu tak ada gunanya. Yup, belajar di sekolah harusnya jadi rumah kedua bagi siswa. Maksudnya pembelajaran di sekolah semestinya belajar yang menyenangkan.

Mengikuti setiap pekan bersama KGBN bakal menambah wawasan dan pengalaman bagaimana menciptakan suasana menyenangkan. Apalagi kawan-kawan guru yang ikut sangat mengasyikkan dan bisa dijadikan tempat keluh kesah proses pembelajaran di kelas.

Namanya juga belajar happy with KGBN ya pastinya menyenangkan. Kalau Anda kebetulan guru dan ingin membuktikannya, sok aja ikut kalau ada kegiatan KGBN.

Menggali Potensi Anak dan Mengembangkannya

Sudah bukan masanya guru hanya memikirkan diri sendiri dengan peningkatan kompetensi yang ujung-ujungnya duit (UUD). Kurang pas kalau paradigma pengembangan kompetensi sudah diniati duit. Sebab kalau tak ada duit maka akan tidak semangat.

Baca Juga:10 Kelebihan Whatsapp Plus APK yang Canggih BangetKuliah Jurusan KPI UIN Gusdur Kamu Bakal Belajar 5 Hal Penting ini

Berbeda jika diawali dengan panggilan sebagai guru untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Yaitu dengan menggali potensi siswa yang paling dominan di bagian apa. Kemudian mengembangkannya agar siswa berlatih bagaimana menggunakan kelebihan yang dimilikinya.

0 Komentar