RADARPEKALONGAN.ID – Di tengah perkembangan industri 4.0 yang sangat pesat, para pendidik di Indonesia terkesan kewalahan mengikuti perkembangan zaman. Terlebih, dengan perkembangan Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan di berbagai bidang.
Kecerdasan buatan atau AI menimbulkan kekhawatiran di berbagai bidang. Termasuk, ada kekhawatiran kalau AI akan menggantikan peran guru. Benarkah?
Dalam sebuah kajian terbaru oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dinyatakan bahwa ada potensi 23 juta orang yang terancam kehilangan pekerjaan pada tahun 2030 sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan digitalisasi.
Baca Juga:Momen Prabowo Subianto Sowan Habib Luthfi selama Hampir 2 Jam dan Beri KerisPesan Tegas Menhan Prabowo Subianto untuk TNI Polri: Harus Kompak dan Jangan Mau Diprovokasi!
Karakteristik pekerjaan yang berisiko terancam meliputi pekerjaan yang terstandarisasi, dapat dilakukan dengan bantuan teknologi, memiliki risiko kecelakaan kerja tinggi, serta kurang fleksibel.
Untuk menghadapi kondisi ini, diperlukan upaya pengembangan keterampilan dan kompetensi baru agar para pekerja dapat mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, sektor pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi yang mampu mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan saat ini.
Namun, bidang pendidikan sendiri juga menghadapi ancaman dengan hadirnya kecerdasan buatan.
“Dalam waktu yang akan datang, ada kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan atau AI akan menggantikan peran guru atau dosen,” kata Dr. Stevanus Wisnu Wijaya, Dekan Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya, dalam acara Teachers Gathering 2023 yang diadakan oleh Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) di Hotel The Westin Jakarta, dalam siaran persnya, Jumat (19/5/2023).
“Namun, kita dapat menghadapi kekhawatiran tersebut secara positif. Kehadiran AI seharusnya tidak dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai kesempatan untuk mendukung proses pendidikan,” sambung Wisnu.
Acara Teachers Gathering 2023 oleh STEM Universitas Prasetiya Mulya. (Dok/Prasmul)
Pemanfaatan kecerdasan buatan
Salah satu manfaat kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan, lanjut Wisnu, adalah memanfaatkannya sebagai sumber pengetahuan untuk membangun inovasi baru. Jika dimanfaatkan dengan baik, AI dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik dan menarik bagi siswa.
Dengan demikian, siswa akan terdorong untuk menjadi lebih kreatif dan berperan dalam perkembangan teknologi itu sendiri, menjadi co-creator dan inovator teknologi baru.