Sebagai lembaga publik, lanjut dia, pemerintah daerah sudah semestinya mengedepankan data dalam menyikapi isu ketenagakerjaan. Data inilah yang akan menjadi pijakan dalam merumuskan kebijakan strategis menyangkut KITB. Termasuk untuk dasar program penyiapan kerja, sehingga targetnya pun jelas.
“Kecuali itu, data dan hasil kajian ini bisa juga disosialisasikan ke masyarakat, termasuk ke elemen ormas, parpol, NGO, tokoh agama dan tokoh masyarakat, perguruan tinggi, sampai media, untuk membangun narasi kolektif tentang pentingnya keterserapan tenaga kerja lokal Kabupaten Batang. Jadi mereka bisa ikut mengawal,” tandas RB.
Dia menambahkan, kehadiran KITB harus menjadi momentum untuk percepatan pembangunan ekonomi Kabupaten Batang. Belajar dari daerah industri lain, sebuah kawasan industri memiliki peluang besar untuk percepatan kemajuan daerah bersangkutan.
Baca Juga:PUISI-PUISI ITA PUSPITA SARIBelajar dari Houtman Zainal Arifin, Office Boy yang Sukses jadi CEO Citibank
“Jadi berkah KITB ini harus dijemput, harus diikhtiarkan bersama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Batang. Sementara pemerintah bisa mendapatkan asupan pajak yang signifikan, masyarakat juga bisa menikmati manfaat dari keterserapan tanaga kerja, peningkatan pemerataan pendapatan, tumbuhnya simpul-simpul ekonomi baru, dan multyplier effect lainnya. Kalau semua ini diperjuangkan sungguh-sungguh, maka InsyaAllah kualitas kesejahteraan Kabupaten Batang akan meningkat. Jadi, peluang ini tak bisa hanya ditunggu, tetapi diperjuangkan agar berkah KITB itu benar-benar hadir,” pungkas RB. (sef)