Bias Optimisme, Apakah Baik untuk Tidak Peka Terhadap Kemungkinan Buruk?

Bias optimisme, berpikir positif hingga abaikan kemungkinan negatif
Bias optimisme, berpikir positif hingga abaikan kemungkinan negatif. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Ketika kamu sering berpikir serasional dan selogis mungkin, penelitian menunjukkan bahwa otak manusia terkadang berpikir terlalu optimis untuk kebaikan sendiri, yang kemudian berpotensi memunculkan bias optimisme. Jika kamu diminta untuk memperkirakan bahwa kamu mengalami perceraian, penyakit, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kecelakaan, kamu meremehkan kemungkinan bahwa hal tersebut dapat terjadi dalam hidupmu.

Apa Itu Bias Optimisme?

Kepalamu secara natural sudah membangun bias optimise. Fenomena ini juga sering disebut sebagai “ilusi kekebalan”, “optimisme yang tidak realistis”, dan “dongeng pribadi”.

Bias ini membuatmu percaya bahwa kamu cenderung lebih sedikit mengalami kemalangan dan lebih mungkin bertemu kesuksesan daripada apa yang sebenarnya terjadi. Orang percaya bahwa mereka akan hidup lebih lama dari rata-rata, bahwa anak-anak mereka akan lebih pintar dari rata-rata, dan bahwa mereka akan lebih sukses dalam hidup daripada rata-rata. Akan tetapi, pada kenyataannya, kamu pun mereka tidak bisa berada di atas rata-rata.

Baca Juga:Penasaran Mengapa Sering Membuat Keputusan yang Salah? 5 Hal Berikut Bisa Memberimu JawabanHarus Menghentikan Guilt Complex, Ini 4 Kunci yang Perlu Kamu Praktikkan

Bias optimisme pada dasarnya adalah keyakinan keliru bahwa peluang kita untuk mengalami kejadian negatif lebih rendah dan peluang untuk mengalami kejadian positif lebih tinggi daripada orang lain.

Fenomena ini awalnya dijelaskan oleh Weinstein pada tahun 1980, yang menemukan bahwa mayoritas mahasiswa percaya bahwa peluang mereka untuk mengembangkan masalah minum atau bercerai lebih rendah daripada teman sebayanya. Pada saat yang sama, sebagian besar siswa ini juga percaya bahwa peluang mereka untuk mendapatkan hasil positif seperti memiliki rumah sendiri dan hidup sampai usia tua jauh lebih tinggi.

Dampak Bias Optimisme

Bias optimisme tidak berarti bahwa kamu memiliki pandangan yang terlalu cerah tentang kehidupan sendiri. Akan tetapi, ini juga dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk, yang kadang-kadang dapat menimbulkan bencana. Orang mungkin melewatkan kesehatan mereka, tidak mengenakan sabuk pengaman, tidak menambahkan uang ke dana darurat mereka, atau gagal memakai tabir surya karena mereka secara keliru percaya bahwa hal buruk tidak akan terjadi pada mereka.

Ahli saraf kognitif Tali Sharot, penulis The Optimism Bias: A Tour of the Irrationally Positive Brain, mencatat bahwa bias ini tersebar luas dan dapat dilihat dalam budaya di seluruh dunia. Sharot juga menyarankan bahwa meskipun hal ini terkadang dapat menyebabkan untuk hasil negatif seperti dengan bodohnya terlibat dalam perilaku berisiko atau membuat pilihan yang buruk tentang kesehatan, situasi ini juga dapat bermanfaat.

0 Komentar