Bias Optimisme, Apakah Baik untuk Tidak Peka Terhadap Kemungkinan Buruk?

Bias optimisme, berpikir positif hingga abaikan kemungkinan negatif
Bias optimisme, berpikir positif hingga abaikan kemungkinan negatif. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Manfaat Bias Optimisme

Jika kamu mengharapkan hal-hal baik terjadi, kamu lebih cenderung bahagia. Optimisme ini, Sharot juga menjelaskan dalam TED Talk 2012, dapat bertindak sebagai ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya. Dengan percaya bahwa kamu akan sukses, kamu sebenarnya lebih mungkin untuk sukses.

Optimisme ini meningkatkan kesejahteraan dengan menciptakan rasa antisipasi tentang masa depan.

Optimisme juga memotivasimu untuk mengejar tujuan. Lagi pula, jika kamu tidak percaya bahwa kamu bisa mencapai kesuksesan, mengapa harus repot-repot mencoba? Orang yang optimis juga lebih cenderung mengambil tindakan untuk melindungi kesehatannya seperti berolahraga, mengonsumsi vitamin, dan mengikuti pola makan bergizi.

Penyebab Bias Optimisme

Baca Juga:Penasaran Mengapa Sering Membuat Keputusan yang Salah? 5 Hal Berikut Bisa Memberimu JawabanHarus Menghentikan Guilt Complex, Ini 4 Kunci yang Perlu Kamu Praktikkan

Para ahli percaya bahwa otak manusia mungkin terhubung melalui evolusi untuk melihat gelas setengah penuh dan setengah kosong.

Para peneliti telah mengemukakan berbagai penyebab yang mengarah pada bias optimisme, termasuk faktor kognitif dan motivasi. Saat kamu mengevaluasi risiko, kamu membandingkan situasi sendiri dengan situasi orang lain, tetapi kamu juga egosentris. Kamu fokus pada diri sendiri alih-alih secara realistis melihat bagaimana kamu dibandingkan dengan orang lain.

Akan tetapi, kamu juga sangat termotivasi untuk menjadi sangat optimis. Dengan percaya bahwa kamu tidak mungkin gagal dan lebih mungkin berhasil, kamu memiliki harga diri yang lebih baik, tingkat stres yang lebih rendah, dan kesejahteraan keseluruhan yang lebih baik.

Bias optimisme meningkatkan keyakinan bahwa hal-hal baik akan terjadi dalam hidupmu apa pun yang terjadi, tetapi itu juga dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk karena kamu tidak mengkhawatirkan risiko.

**AN

Referensi Verywellmind Psychology Today Heathline

0 Komentar