Buang Persepsi Matematika Susah Menjadi Mudah

Buang Persepsi Matematika Susah Menjadi Mudah
Rini Astuti, SPd SD Guru Kelas 6 SDN 01 Sinangohprendeng Kec. Kajen Kab. Pekalongan
0 Komentar

Radarpekalongan.id – Pendidikan di Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan Hasil studi dan juga hasil ujian PISA telah menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Terdapat kesenjangan pendidikan yang mencolok antar wilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Dan hal ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda kurang lebih 3 tahun ini. Untuk memulihkan keadaan ini, diperlukan perubahan yang sistemik.

Dunia terus berkembang dan berjalan dalam ilmu, teknologi, informasi yang bergerak secara pesat. Salah satu alasan matematika diajarkan di sekolah adalah karena memang sangat berguna untuk kepentingan matematika itu sendiri dan memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:78 Pejabat Struktural Dilantik, Ini Pesan Tegas Bupati Fadia ArafiqBingung Masak Apa?, Ini Resep Rica Rica Mentok Cak Gondrong Asli Pekalongan

Pembelajaran matematika bagi anak SDN 01 Sinangohprendeng Kecamatan Kajen kelas 6 menganggap identik dengan kesan sulit dan rumit. Hal ini dikarenakan doktrin yang diterima anak. Sedangkan pelajaran matematika salah satu pelajaran yang wajib di sekolah. Akibatnya sebagian peserta didik mendapat nilai buruk untuk mata pelajaran Matematika. Bukan karena tidak mampu, melainkan sejak awal sudah merasa takut.

Belajar di kelas tentu telah menjadi menu harian untuk Bapak/Ibu guru dan para murid di sekolah. Sebagai fasilitator utama di kelas, guru sangat berperan untuk membuat menu harian ini selalu segar, menarik, dan tidak membosankan. Maka dari itu penulis mengubah persepsi yang dulu bahwa matematika itu sulit menjadi mudah dan menyenangkan. 

Menurut Johnson dan Rising (1972), matematika dibentuk atas dasar kebutuhan pembuktian yang logis berdasarkan logika yang benar. Langkah—langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di antaranya:

Pertama, Guru harus dapat menguasai kelas dan bisa mengondisikan kelas, dengan cara : tercipta suasana belajar yang kondusif adalah kondisi ruang kelas yang nyaman, membuat aturan main atau kontrak belajar di kelas akan sangat membantu guru menertibkan kelas, guru mulai memberikan kepercayaan kepada siswa terutama hal yang berkaitan dengan kegiatan siswa di luar sekolah atau di luar materi pelajaran, bangun komunikasi dengan siswa, hargai usaha siswa, melakukan variasi metode belajar agar siswa tidak jenuh.

0 Komentar