RADARPEKALONGAN.ID – Pernah merasakan pengalaman terbangun tidur di tengah malam tapi badan seperti tak bisa digerakkan, nafas berat dan ngos-ngosan, seperti ada yang menindih tubuh kita. Dulu orang-orang tua kita menyebutnya sebagai rep-repan atau dalam bahasa Jawa menjadi direp-repi, meyakininya sebagai pengalaman mistis, yakni ketindihan jin. Nah, ternyata pengalaman ini penjelasan medisnya loh.
Kasus ketindihan atau di-rep-repi memang menjadi pengalaman “aneh” bagi orang yang tidur. Sebab kondisinya seperti kita telah terbangun, tetapi tubuh serasa menolaknya, seperti proses transisi. Sebagian orang mengalami kasus rep-repan ini semisal ditindih beban berat, sebagian lain merasa jatuh dari ketinggian atau ditarik ke langit. Ya sampai di sini, rasanya anggapan ketindihan jin dari orang-orang dulu mungkin juga nggak buruk-buruk amat.
Yang jelas gejala klinis dan psikisnya secara umum sama, yakni jantung berkontraksi dan menyempit , seperti dihimpit/ditindih benda berat, berdetak lebih kencang, sehingga nafas kita terasa berat dan terengah-engah, lesuitan bicara. Sebagian akhirnya mampu bangun, pun dengan nafas yang masih berat, plus sisa kecemasan tertentu. Tidak heran orang-orang tua dulu meyakininya sebagai pengalaman ditindih makhluk halus, karena memang rasanya aneh, antara sadar dan tidak sadar (trans).
Baca Juga:[PUISI] Ikhtiar IniPUISI PUISI JAMALUDIN GmSas
Bukan Ketindihan Jin
Nah, seiring makin meratanya pendidikan serta akses informasi dan pengetahuan yang kian mudah, berbagai penjelasan ilmiah tentang rep-repan pun akhirnya tersosialisasikan dengan baik. Terlebih di era informasi seperti saat ini. Dan rep-repan juga ternyata ada penjelasan medisnya loh. Jadi, bukan ketindihan jin.
Dikutip dari portal klikdokter.com, istilah rep-repan atau ketindihan dalam medis disebut kelumpuhan tidur (sleep paralysis). Penyebab utama ketindihan pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur.
Dalam keadaan tidur, terdapat dua fase utama yang terjadi, yaitu fase rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Saat tidur, sebagian besar tubuh Anda akan berada di dalam fase NREM.
Pada fase tersebut, tubuh dalam keadaan rileks. Sementara itu pada fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tetapi mata bergerak dengan cepat. Pada kondisi peralihan dari fase NREM dan REM, kadang seseorang terbangun dari tidurnya.