[CERBUNG] Sang Pemandu Lagu

Sang Pemandu Lagu
Ilustrasi sang pemandu lagu. (Foto: www.freepik.com)
0 Komentar

Sepanjang perjalanan pulang ke kontrakan, aku masih saja memikirkan Santi, sang pemandu lagu. Entahlah, kenapa interaksi singkat ini bisa dengan mudah membekas. Padahal dua pertemuan sebelumnya di tempat karaoke yang sama, kehadiran Santi di room sama sekali tak mengusikku. Toh sketsa kuat tentang Sari jauh mendominasi dan menyisakan dendam yang menyesakkan paru-paruku. Dan di tengah luka patah hati yang diwariskan Sari, tentu saja hatiku tak mungkin gegabah untuk berpura-pura sudah baik-baik saja lantas latah menyimpulkan situasiku dengan Santi sebagai benih-benih cinta.

Interaksi singkat, tetapi rasanya telah bergaul lama denganmu; cukup untukku mendapatkan gambaran besar tentang sosok Santi. Ia mungkin terlalu pendiam untuk jamaknya pemandu lagu yang dikenal comel, urakan, petakilan, dan kadang malah gila. Apakah ini mencerminkan levelmu yang dewasa ataukah karaktermu yang memang introvert, aku belum berani menyimpulkan. Tetapi apapun itu, toh diammu justru jadi credit point kan. Karena, bukankah teman-temen se profesimu lebih sering bertingkah childish?

Dua hal lagi yang paling mengejutkan, adalah kamu adalah pemandu lagu pertama yang kutahu tak minum, plus shalat subuhmu itu. Sang pemandu lagu shalat. Anjiiiirrr, bikin klepek-klepek aja nih cewek.

Baca Juga:Awal Mula Masuknya Budaya K-Pop di Indonesia yang Kini Makin DigilaiMeriahnya Pesta Siaga Kwarran Warungasem, 4 Sekolah Ini jadi Juaranya

“Nah, kamu cari PL apa cari pendamping hidup sih bro? Segala karakter sampai sholat lu pikirin. Jangan bilang kamu tersobsesi loh.” Begitu respon Herman saat kuceritakan dan kutanyakan soal Santi, sang pemandu lagu yang dia kenali pula.

“Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya, aku kasih tahu ya.”

Sial, alih-alih memuaskan kekepoanku, Herman malah asyik mengeksplotasi kecanggunganku. Biarpun cowok, tetep aja aku salting kan. Tapi ya begitu, semakin diledekin semakin menambah sensasi. Ya mirip pas kita duduk bareng terus di- cie-cie -in sama teman sekelas pas SMA. Padahal kita memang tak ada perasaan apapun sama si cewek, mikirin aja kayaknya nggak pernah. Tapi gara-gara di- gasaki, akhirnya kita jadi ikut mikirin tuch cewek kan.

0 Komentar