Batik Jawa Hokokai dan Cerdiknya Wong Pekalongan, 3 Tahun Siasati Kompetai Jepang

Cerdiknya Wong Pekalongan
Contoh batik Jawa Hokokai Cerdiknya Wong Pekalongan by Instagram ASH Batik Tulis
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Terciptanya mahakarya motif batik Jawa Hokokai atau bisa disebut juga “Kain Pagi Sore” ternyata memiliki sejarah yang tak boleh disepelekan. Motif batik Jawa Hokokai hasil dari cerdiknya wong Pekalongan dalam melawan Kompetai Jepang.

Baiklah langsung saja kita uraikan. Jadi cerdiknya wong Pekalongan waktu itu kedatangan Kompetai Jepang yang suka melakukan tindakan merugikan kepada juragan batik.

Dengan merampas hasil produksi batik untuk dijadikan hadiah kepada serdadu Jepang yang berjasa. Namanya orang merampas, ya otomatis Kompetai Jepang tidak membayar sama sekali.

Baca Juga:Jangan Sampai Lewat! Ini 10 Jenis Kurma yang Enak untuk Menu Berbuka PuasaBeberapa Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Ramadan yang Penuh Kemuliaan

Juragan batik dibuat pusing oleh saudara tua dari negeri matahari terbit. Padahal juragan batik kala itu mampu memproduksi banyak ragam batik untuk setiap momen kegiatan.

Kalau mau kawinan, ada sendiri motif batiknya. Kalau mau acara biasa saja, ada juga motif batiknya. Ya begitulah saking cerdiknya wong Pekalongan bisa membuat ragam motif untuk setiap kesempatan acara.

Namun kondisi berubah drastis manakala Kompetai Jepang datang. Mereka dengan semena-mena merampas batik di tengah kesulitan bahan mentah.

Siasat di Tengah Kondisi Sulit

Waktu itu ketersediaan kain mori sangat terbatas. Oh iya, kejadian tersebut terjadi selama kurun waktu tahun 1942-1945 di mana Belanda sudah hengkang dari Indonesia.

Kompetai Jepang tanpa ampun mengambil batik hasil produksi wong Pekalongan untuk kepentingan mereka sendiri. Setiap satu bulan sekali Kompetai Jepang rajin mengecek pranggok-pranggok yang biasanya memproduksi batik.

Sudah pasti kalau menolak, maka ancamannya disiksa bahkan dibunuh. Maka mau tidak mau wong Pekalongan harus merelakan hasil produksi mereka dirampas sama Kompetai Jepang.

Kecewa? Marah? Ya itu sudah pasti. Tapi mau gimana lagi.

Cerdiknya Wong Pekalongan

Akhirnya dengan kondisi seperti itu, juragan batik Kedungwuni memutar otak. Bagaimana caranya kain batik bisa diselamatkan dari tindakan perampasan Kompetai Jepang mengingat kain mori jumlahnya terbatas.

Walhasil, wong Pekalongan ini akhirnya memperpanjang durasi produksi kain-kain batik.

Baca Juga:Ini 5 Fakta Menarik Kain Batik Jawa Hokokai yang Keren BangetKenapa Harus Ada Hasil Sidang Isbat untuk Awal Ramadan dan Syawal? Begini Penjelasannya

Tujuannya jelas agar batik yang diproduksi tidak jadi dirampas oleh Kompetai Jepang karena belum selesai digarap. Alasan itu cukup masuk akal dan aman bagi wong Pekalongan.

0 Komentar