KAJEN – Fenomenal iklim elnino belakangan ini ternyata cukup berdampak dalam bidang pertanian. Terutama pada musim tanam (MT) padi di Kabupaten Pekalongan tidak bisa serempak.
Tak hanya itu, perbaikan beberapa bendungan air juga mempengaruhi karena air tidak begitu maksimal masuk ke area persawahan.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Ari Lailani ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (22/1/2023). Kata dia, terutama pada musim tanam 3 yang seharusnya sudah berjalan serempak namun tidak bisa seluruhnya.
Baca Juga:Terkumpul Rp 86 Juta, Donasi Palestina Siap Disalurkan Lewat BaznasPembahasan UMK Deadlock Lagi
“Pada musim tanam tiga ini dibeberapa lokasi tetap tanam, namun sebagian adapula yang memilih tidak tanam karena terkendala air,” katanya.
Seperti di beberapa lokasi di Kecamatan Kajen masih ada sebagian yang tanam sehingga ada beberapa spot. Adapun wilayah Kajen spot tanam karena masih ada ketergantungan pada bedungan. Seperti Bendungan Padurekso saat ini masih dalam perbaikan.
Kemudian seperti di Desa Tanjungsari belum tanam karena mengandalkan masih mengalami kesulitan air. Hal itu juga terjadi seperti di wilayah Kecamatan Kesesi, Kecamata Sragi.
“Jadi ada beberapa area yang tanam, ada pula yang tidak mengingat akan kondisi air, ” jelasnya.
Kemudian di Kecamatan Karanganyar pada bagian utara belum lancar karena adanya perbaikan Bendungan Padurekso. Meski begitu ada sejumlah desa yang airnya lancar karena aliran dari Rogoselo, seperti di Pedawang.
“Meski musim tanam padi tak setempat bahkan terjadi kemunduran, namun untuk pasokan padi masih tetap surplus untuk lima bulan kedepan. Sebab seperti wilayah utara tidak tanam, namun pada bagian selatan tetap ada yang tanam padi, ” imbuhnya. (Yon)