RADARPEKALONGAN.ID – Beberapa orang secara alami tangguh atau memilili tingkat resiliensi yang tinggi, dengan ciri-ciri kepribadian yang membantu mereka tetap tak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan. Dampak resiliensi sangat dirasakan oleh mereka.
Namun, perilaku ini bukan hanya sifat bawaan yang ditemukan pada beberapa orang terpilih. Resiliensi adalah hasil dari serangkaian karakteristik internal dan eksternal yang kompleks, termasuk genetika, kebugaran fisik, kesehatan mental, dan lingkungan. Orang membutuhkan berbagai karakteristik itu untuk secara langsung merasakan dampak resiliensi.
Dukungan sosial adalah variabel penting lain yang berkontribusi terhadap ketahanan. Orang yang kuat secara mental cenderung mendapat dukungan dari keluarga dan teman untuk membantu mendukung mereka di saat-saat sulit.
Orang yang tangguh juga cenderung memiliki ciri-ciri seperti:
Baca Juga:4 Tipe Resiliensi, Ketahui Level Ketahananmu terhadap Berbagai Situasi4 Manfaat Berpikir Positif untuk Kesahatan Tubuh dan Mental, Kamu Tidak Menyadarinya!
- Menjadi komunikator yang baik
- Memiliki locus of control internal
- Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan mengelola emosi secara efektif
- Memegang pandangan positif tentang diri mereka dan kemampuan mereka
- Memiliki kapasitas untuk membuat rencana yang realistis dan menaatinya
- Melihat diri mereka sebagai pejuang daripada korban keadaan
Dampak Resiliensi
Sumber: freepik.com
Ketangguhan adalah apa yang memberi orang kekuatan psikologis untuk mengatasi stres dan kesulitan. Ini adalah sumber kekuatan mental yang dapat digunakan orang pada saat dibutuhkan untuk membawanya tanpa berantakan. Psikolog percaya bahwa dampak resiliensi sangat besar bagi manusia, di mana individu yang tangguh lebih mampu menangani kesulitan dan membangun kembali kehidupan mereka setelah berjuang.
Berurusan dengan perubahan atau kehilangan adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan. Pada titik tertentu, setiap orang mengalami berbagai tingkat kemunduran. Beberapa dari tantangan ini mungkin relatif kecil (tidak masuk kelas atau ditolak untuk promosi di tempat kerja), sementara yang lain menjadi bencana dalam skala yang jauh lebih besar (badai dan serangan teroris).
Mereka yang tidak memiliki ketahanan dapat menjadi kewalahan oleh pengalaman seperti itu. Mereka mungkin memikirkan masalah dan menggunakan mekanisme koping yang tidak membantu untuk menghadapinya. Di sinilah dampak resiliensi dapat terlihat dengan jelas.