Dangkal dan Penuh Sampah, Aliran Sungai AJi Sepanjang 1 Km Dinormalisasi

Sungai Aji
BERSIHKAN SAMPAH - Personel gabungan dari lintas sektoral bersama-sama membersihkan aliran Sungai Aji Kaliwungu dari sampah yang menumpuk, Rabu (8/11/2023).
0 Komentar

KENDAL – Mengantisipasi datangnya musim hujan, Pemerintah Kabupaten Kendal melakukan normalisasi Sungai Aji yang melintas di Kaliwungu, Rabu (8/11/2023). Pasalnya, selain sedimentasinya yang tinggi, aliran sungai sepanjang 1 klilometer juga tertutup tumpukan sampah, sehingga menghambat aliran air yang bisa meluapkan debitnya saat hujan deras.

Adapun kegiatan gotong royong normalisasi sungai ini melibatkan hingga 10 organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Kendal bersama kantor kecamatan di bawah leading sector Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal. Kegiatan pemebrsihan sampah ini dijadwalkan pelaksanaannya selama empat hari, Rabu sampai Sabtu (8-11/11/2023). Harapannya, normalisasi alur Sungai AJi ini bisa mengurangi risiko banjir akibat luapan sungai, khususnya saat musim hujan nanti.

Tumpukan sampah dan pendangkalan sungai akibat sedimentasi ini telah berlangsung sejak sebulan terakhir. Menurut warga, tumpukan sampah ini adalah kiriman karena terbawa arus saat hujan deras. Hanya saja karena sampah menumpuk, akhirnya menyumbat di aliran Sungai Aji Kaliwungu.

Baca Juga:27 Kelurahan Ditarget Jadi Desa Cinta Statistik pada 2024-2025Penyidikan Perkara Korupsi Peserta Pemilu Ditunda

Belum lagi kondisi sedimentasi yang parah di depan Pasar Gladag juga mengakibatkan sampah menumpuk dan menyumbat aliran air. Salah satu warga setempat, Bundari menuturkan, bahwa sampah-sampah itu terbawa dari wilayah atas dan menumpuk di jembatan Pasar Gladag.

“Apalagi pas hujan deras, sampah dari barat ikut terbawa aliran sungai dan tidak bisa mengalir lagi karena tersumbat sampah dari atas ini. Karena sampah menutupi aliran sungai, akibatnya air meluap ke jalan dan bahkan sampai pemukiman,” terangnya.

Warga Gladag lainnya, Slamet, pun membenarkan soal sampah kiriman dari atas. Dia menyebut warga di lingkungannya tidak ada yang membuang sampah ke sungai karena sudah dikelola desa.

“Sampah ini merupakan kiriman dari hulu ,sebab warga disini tidak ada yang buang sampah di sungai,sebab sampah di kelola desa tiap bulan bayar Rp 20 ribu dan masing masing rumah sudah ada tempatsampahnya. Kalau habis hujan sampah di sungai banyak kita tertib yang di atas buang di sungaui sama saja,” jelas Slamet.

0 Komentar