Para delegasi 20 negara membeli batik khas pekalongan di Museum Batik Pekalongan, Kamis (8/6/2023).(Radarpekalongan.id/Kominfo
Communication Officer Adaptation Fund, Matthew mengaku senang bisa terlibat dan membawa para delegasi 20 negara asing penerima dana Adaptation Fund untuk belajar bersama mengenal dan praktek langsung membatik di Museum Batik Kota Pekalongan.
“Ternyata proses membatik itu cukup sulit, posisi tangan memegang canting harus benar, karena apabila kurang tepat malam yang sudah dipanaskan untuk diaplikasikan ke kain mori bisa tumpah dan mengenai tangan atau baju kalau kita kurang hati-hati,” tutur Matthew.
Baca Juga:Para Delegasi 20 Negara Tanam Bibit Mangrove, Walikota Aaf Berharap Bisa Minimalisir Abrasi13 Kampung Keluarga Berencana Dilaunching Sebagai Ikhtiar Atasi Stunting
Hal senada juga disampaikan delegasi dari negara Tanzania, Genoveva Mashenene, bahwa ia begitu takjub dan senang bisa mengenal potensi wisata lokal Kota Pekalongan, salah satunya Museum Batik ini. Ia mengaku, dari kain mori hingga tercipta aneka ragam corak batik yang begitu indah prosesnya begitu rumit dan membutuhkan waktu.
“Senang sekali bisa praktek membatik secara langsung. Ini pengalaman pertama Saya bisa belajar membatik yang ternyata tidak mudah prosesnya. Saya juga menyempatkan membeli beberapa batik hasil UMKM yang ada di ruang pamer Dekranasda Kota Pekalongan yang lokasinya ada di dalam Museum Batik Pekalongan ini,” pungkas Genoveva. (dur)