Depresi Postpartum, Waspada Bahaya Stres Pasca Melahirkan

depresi postpartum
Depresi postpartum. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Setelah masalah kesehatan fisik disingkirkan, diagnosis depresi postpartum dapat ditegakkan jika kriterianya terpenuhi.

Pengobatan dan Perlakuan

Perawatan untuk depresi postpartum mungkin termasuk pengobatan, terapi, atau kombinasi keduanya. Pada 4 Agustus 2023, Badan Pengawas Obat dan Makanan menyetujui Zuranolone sebagai pengobatan oral pertama untuk depresi pascapersalinan. Zuranolone adalah obat sekali sehari untuk depresi pascapersalinan yang diminum selama dua minggu.

Antidepresan juga biasa diresepkan untuk mengobatinya. Ini mengatur bahan kimia di otak yang mengatur emosi. Namun perlu waktu beberapa minggu agar penerapannya dapat diterapkan. Dan terkadang antidepresan pertama tidak bekerja, jadi pengobatan baru mungkin bisa dicoba.

Baca Juga:Pikiran Intrusif Tandai 3 Masalah Kesehatan Mental Berikut, Hati-Hati!Eksistensi Pikiran yang Mengganggu, Pahami di Tingkat Mana Ia Bisa Dinilai Normal

Beberapa antidepresan aman dikonsumsi jika kamu sedang menyusui, namun ada pula yang tidak. Doktermu akan mendiskusikan pilihan pengobatan denganmu serta efek samping apa pun yang mungkin kamu alami.

Doktermu mungkin merujukmu ke terapis juga. Seorang ahli kesehatan mental berlisensi dapat membantumu menemukan cara yang sehat untuk mengatasi stres serta strategi untuk mengatasi depresi postpartum saat kamu merawat diri sendiri dan bayimu.

Penyebab Depresi Postpartum

Depresi pasca melahirkan mempengaruhi hingga 15% ibu. Meskipun alasan mengapa beberapa ibu mengalami depresi pascapersalinan dan yang lainnya tidak sepenuhnya diketahui, penelitian terbaru telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko.

Faktor risiko psikososial depresi pascapersalinan meliputi:

  • Depresi dan kecemasan selama kehamilan
  • Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan selama kehamilan
  • Dukungan sosial yang buruk
  • Konflik hubungan
  • Berpenghasilan rendah
  • Status imigran
  • Usia ibu muda
  • Dukungan mitra rendah

Depresi pascapersalinan mungkin berhubungan dengan kepekaan terhadap fluktuasi hormonal. Wanita yang sebelumnya pernah mengalami kondisi ini kemungkinan besar akan mengalaminya lagi setelah melahirkan bayi berikutnya.

Fluktuasi normal kadar hormonal selama kehamilan dan setelah melahirkan dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Dan gangguan tidur ini dapat berkontribusi pada timbulnya depresi pasca melahirkan.

Sebuah penelitian menemukan bahwa kesulitan tidur selama tiga bulan pertama setelah melahirkan dapat menjadi faktor risiko.

**AN

Referensi Verywellmind

0 Komentar