Di Haul Ke-13, Gus Mus Bilang Gus Dur Miliki Sifat Jujur, Berani, Bertanggung jawab, dan Welas Asih

Di Haul Ke-13, Gus Mus Bilang Gus Dur Miliki Sifat Jujur, Berani, Bertanggung jawab, dan Welas Asih
Gus Mus saat menghadiri haul ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan. (Radarpekalongan.id/nu.online)
0 Komentar

JAKARTA,Radarpekalongan.id – Pada peringatan haul ke-13 KH Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri mengajak kepada umat Islam khususnya untuk bisa meneladani Presiden RI ke-4.“Kalau kita mengaku mencintai Gus Dur, kita harus berusaha semampu kita untuk meneladani. Semampu kita,” ajaknya, saat didaulat untuk memberikan taushiyah pada acara Haul ke-13 almaghfurlah Gus Dur yang berlangsung di Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan.Gus Mus kemudian mengungkap beberapa sifat keteladanan Gus Dur, yaitu jujur, berani, bertanggung jawab, dan welas asih (kasih sayang). Lalu, ia merapalkan dan menjelaskan Surat At-Taubah ayat 128 yang sebelumnya telah dibacakan oleh Ustadz Miqdar Dzulfiqar Basyaiban dari Sidoarjo. Dalam kesempatan ini, Gus Mus mengungkap ayat Al-Qur’an yang menjadi pegangan kiai-kiai NU, yaitu Surat At-Taubah ayat 128. “Itu pegangannya kiai-kiai, mencontoh kanjeng Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya.Nabi Muhammad saw kata Gus Mus, diberikan oleh Allah SWT sendiri dalam ayat ini. “Kanjeng Nabi Muhammad itu tidak tahan melihat penderitaan umatnya, ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum,” jelasnya. “Haritsun ‘alaikum, penuh perhatian kepada umatnya. Jangan sampai ada umatnya yang tersesat, jangan sampai ada yang menderita. Bil mu’miniina rauufurrahiim,” imbuh sahabat karib Gus Dur itu. Menurutnya, itulah ayat pegangan yang akan ditiru oleh para kiai NU. “Oleh karena itu, saya mempunyai definisi sendiri, kiai-kiai NU itu: alladziina yandhuruuna ilal ummah bi ‘ainir rahmah, orang-orang yang melihat umat dengan mata kasih sayang,” paparnya. Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibien Leteh, Rembang itu kemudian memberi gambaran. Ketika kiai melihat orang tidak tahu, maka diberi tahu. Ketika melihat orang bodoh, dikasih pengajian. “Dalam hal ini, Gus Dur adalah contoh paling jelas,” pungkasnya. (dur)

0 Komentar