Cegah Kasus Rabies, DKPP Kabupaten Pekalongan Lakukan Vaksinasi pada Hewan

DKPP Kabupaten Pekalongan
0 Komentar

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kabupaten Pekalongan rutin melakukan upaya pencegahan agar kasus rabies tak meledak di Kabupaten Pekalongan. Selain melakukan penyuluhan dan sosialisasi, DKPP Kabupaten Pekalongan rutin melakukan vaksinasi rabies pada hewan pembawa rabies. Salah satu hewan yang rutin divaksin rabies ialah anjing pemburu yang banyak berada di daerah pegunungan dan dipelihara penduduk di Kabupaten Pekalongan.

Kabid Peternakan, DKPP Kabupaten Pekalongan drh Arif Rahman mengatakan Kabupaten Pekalongan hingga saat ini statusnya bebas rabies, Meski demikian, Petugas tetap melakukan upaya pencegahan agar kasus rabies tidak meledak di Kabupaten Pekalongan.

“Secara umum di Jawa Tengah sampai saat ini adalah bebas rabies. Statusnya masih bebas rabies dengan perlakuan pemberian vaksinasi. Kabupaten Pekalongan termasuk di dalamnya. Dan yang lagi marak di NTT,” Katanya.

Baca Juga:Meriahkan Hari Bhayangkara ke 77, Polres Pekalongan Gelar Baksos dan Penanaman Pohon Bersama Komunitas TrabasBPS Kabupaten Pekalongan : Laporan ST2023 Sudah Capai 34,11 Persen

Meski bebas rabies, namun langkah antisipatif tetap dilakukan. drh Arif Rahman menambahkan jika tiap tahun, biasanya bertepatan dengan peringatan Hari Rabies Sedunia tiap tanggal 28 September, vaksinasi rabies dilakukan.

“Itu tetap setiap tahun ada program vaksinasi menyisir anjing-anjing untuk berburu. Tiap tahun memang. Untuk anjing liar agak susah. Anjing liar kalau terinfeksi ya kita tembak,” Tambahnya.

Ciri-ciri mencolok anjing terinfeksi rabies adalah agresif, air liur berlebihan, foto phobia atau ketakutan berlebih, seperti takut pada sinar, takut air, dan mengurung diri di kegelapan.

“Jika ada ciri-ciri hewan yang terinfeksi dan hewan ini menggigit, maka hewan harus ditangkap untuk diobservasi. Kalau selama 14 hari. Biasanya kalau positif hewan ini akan mati,” Lanjutnya.

Bagi masyarakat yang tergigit, harus segera diperiksakan ke dokter. “Petugas yang berisiko ya kita petugas yang di lapangan sama yang di lab, karena air liur itu kalau kena kulit luka atau selaput lendir kita yang kecipratan air liur hewan yang terinfeksi bisa ketularan,” Sambungnya.

0 Komentar