Dukuh Simonet di Pesisir Pekalongan Kian Tenggelam

Dukuh Simonet di Pesisir Pekalongan Kian Tenggelam
Dukuh Simonet di Desa Semut Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan kian tenggelam karena rob. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

KAJEN,Radarpekalongan.id – Di tengah cuaca yang kian ekstrem, di pesisir Pekalongan,tepatnya di Dukuh Simonet di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan kian tenggelam.

Jika gelombang laut tinggi, seluruh daratan di pulau ini sudah terendam air. Abrasi pun kian mengganas hingga daratan di dukuh ini terus menyusut. Bangunan rumah warga pun banyak tinggal puing-puing kenangan.

Dusun ini dulu tidak terpisahkan dengan desa lainnya. Ada akses jalan aspal. Namun, saat ini untuk menuju ke dusun ini harus menyeberang dengan menggunakan perahu. Jika beruntung tidak ada gelombang tinggi, bisa menyusur bibir pantai.

Baca Juga:Ini Langkah Pemkab Pekalongan Atasi Rob di Pesisir PekalonganPenelitian BRIN, Penurunan Permukaan Tanah di Pantura Jateng Relatif Tinggi

Karena kondisi inilah, sebagian besar warganya mulai meninggalkan dusun ini. Meskipun itu hanya kos atau mengontrak rumah di lokasi yang lebih aman.Dari semula ada ratusan warga, saat ini hanya ada 9 KK yang menetap. Itu pun mereka akan mengungsi jika terjadi gelombang tinggi.

Ketua RT 14 RW 06 Dukuh Simonet, Joyo Kusumo, kemarin, mengatakan, hanya tersisa 9 KK atau 25 jiwa di Simonet. Karena hampir semua daratan tergenang saat gelombang tinggi. Banyak pula rumah hancur digempur abrasi dan gelombang laut.

“Sekarang masih ada 9 KK, jiwanya sekitar 25. Kondisi ya parah. Apalagi kalau air laut naik. Kalau sempat mengungsi ya mengungsi, kalau tidak ya kita dikepung air laut,” kata Joyo Kusumo.

Joyo sempat memasang status di WA-nya yang memperlihatkan foto-foto perbandingan kondisi Dusun Simonet dari tahun 2019 hingga kondisi di tahun 2022 ini.Di foto itu, rumahnya di tahun 2021 masih tampak lantai dan tanahnya. Sedangkan saat terjadi air pasang pada Jumat (4/11/2022) pagi, fotonya memperlihatkan rumahnya terendam air hingga separo.

Dengan kondisi kampung kian membahayakan, kata dia, sebagian besar warga tidak ingin bertaruh nyawa. Warga memilih mengontrak, ngekos, atau nebeng di rumah kerabat yang lebih aman.

“Pemerintah sudah merencanakan relokasi sejak tahun 2020. Sudah ada lokasinya di Pekuncen, Wiradesa. Lokasi yang aman dari rob. Tetapi sampai saat ini tidak tahu kenapa belum dilakukan. Warga masih menunggu upaya relokasi,” kata Joyo.

0 Komentar