Efek Dunning-Kruger merupakan istilah yang merujuk pada perilaku seseorang yang merasa lebih tahu atau lebih baik dari orang lain.
Efek ini menjelaskan bahwa orang yang tahu sedikit tentang suatu topik adalah orang yang paling percaya diri tentang topik itu. Sebaliknya, mereka yang tahu lebih banyak, cenderung lebih rendah hati dan akurat dalam penilaian diri mereka.
Ilmu padi dapat menjadi istilah yang tepat untuk menggambarkan fenomena yang diwakili oleh Dunning-Kruger Effect, bahwa ketidaktahuan membuat orang congkak, sementara banyaknya ilmu membuat mereka merunduk.
Memahami Dunning-Kruger Effect
Dunning kruger effect. (Sumber: safalniveshak.com)
Baca Juga:Kenali 4 Stress Language, Ragam Reaksi Manusia Terhadap StresKamu Harus Tahu Perbedaan Introvert dan Pemalu, Keduanya Berbeda!
Efek Dunning-Kruger adalah jenis bias kognitif di mana orang percaya bahwa mereka lebih pintar dan lebih mampu daripada orang lain.
Pada dasarnya, orang berkemampuan rendah tidak memiliki keterampilan untuk mengenali ketidakmampuan mereka sendiri. Kombinasi kesadaran diri yang buruk dan kemampuan kognitif yang rendah inilah yang membuat mereka melebih-lebihkan kemampuan dan pengetahuan sendiri.
Istilah tersebut mewakil penjelasan tentang permasalahan banyaknya orang “bodoh” yang “buta” terhadap kebodohan mereka sendiri. Charles Darwin dalam bukunya The Descent of Man pun menuturkan bahwa ketidaktahuan lebih sering menghasilkan keyakinan daripada pengetahuan.
Efek ini pertama kali dicetuskan oleh David Dunning dan Justin Kruger, dua psikolog sosial yang melakukan serangkaian penyelidikan dalam studi mereka tentang fenomena psikologis ini.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa orang-orang yang mendapat skor terendah pada tes tata bahasa, humor, dan logika juga cenderung melebih-lebihkan seberapa baik kinerja mereka.
Efeknya pada Perilaku Seseorang
Efek dunning kruger pada perilaku. (Sumber: freepik.com)
Efek ini dapat berdampak besar pada apa yang orang yakini, keputusan yang mereka buat, dan tindakan yang mereka ambil.
Dalam sebuah penelitian, Dunning dan Ehrlinger menemukan bahwa wanita tampil sama dengan pria dalam kuis sains, tetapi wanita meremehkan diri sendiri karena mereka yakin kemampuan penalaran ilmiah mereka lebih rendah daripada pria. Para peneliti juga menemukan bahwa para wanita ini cenderung menolak mengikuti kompetisi sains karena masalah kepercayaan diri.