Fadhilah Shalawat, Lelaki Ini Selamat dari Upaya Perampokan

Fadhilah Shalawat, Lelaki Ini Selamat dari Upaya Perampokan
Salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam adalah shalawat. Sumber foto: https://storage.nu.or.id/storage/post/16_9/mid/1621203983.jpg
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Bershalawat untuk Nabi Muhammad Saw merupakan amalan yang sangat dianjurkan bagi setiap Muslim. Bahkan Allah dan para malaikat -Nya bershalwat untuk Nabi, sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Ahzab ayat 56. Dalam ayat ini, Allah juga memerintahkan orang-orang beriman untuk bershalawat dan berkirim salam untuk Baginda Nabi.

Lalu apa fadhilah atau keutamaan shalawat? Para ulama telah banyak memberikan pendapat soal ini, tetapi pastinya tidak ada perbedaan pendapat tentang dianjurkannya mengucapkan shalawat dan salam untuk Rasulullah. Sebagian berpendapat bahwa dengan bershawalat akan membuka dan menurunkan rahmat Allah, menjadi pendorong dikabulkannya doa, menenangkan hati, dan lainnya. Sementara saat kita mengucapkan salam (doa keselamatan) kepada Nabi Saw, maka pada saat yang sama juga Allah akan menjaga keselamatan kita dari mara bahaya.

Seorang pria asal Tegal pernah menceritakan kisahnya berhasil selamat dari upaya perampokan/pembegalan saat berada di Surabaya, beberapa tahun silam. Diceritakan, pria ini bernama Syakuro, berasal dari Kabupaten Tegal. Ia telah menjadi pedagang sejak usianya masih muda. Yang ia jual adalah produk kerajinan di kampungnya, yakni sadel kulit untuk sepeda Jepang, dan klep kulit untuk pompa sepeda.

Baca Juga:Solidaritas Profesi, Pergunu Patebon Kendal Dampingi Para Guru Hadapi Seleksi PPPKWaspada! Curah Hujan di Kendal Diprediksi Masih Tinggi Sampai Imlek

Karena aktivitasnya ini, Syakuro terbiasa bepergian ke luar kota, dari Jogja sampai terutama daerah-daerah di Jawa Timur. Di zaman itu, kisaran tahun 1980 sampai 1990 an, ia terbiasa menenteng barang dagangannya yang tak ringan itu, entah dalam karung ataupun kardus, untuk ia tawarkan ke toko-toko sepeda.

Nah, suatu waktu Syakuro tiba di Terminal Surabaya di tengah malam, kisaran jam 1 atau 2 dinihari. Ia merasakan tubuhnya teramat lelah dan payah. Situasi terminal sepi saat ia turun dari bus dengan menenteng karung dan kardus. Ia lantas berjalan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum atau becak, berniat pergi ke hotel untuk istirahat. Tetapi belum sampai ke jalan raya, sekelompok orang berperawakan besar berjalan ke arahnya. Mata mereka pun tertuju ke dirinya.

Syakuro pun sedikit gentar dan panik, ia mencium gelagat jahat dari sekitar 10 pria kekar yang berjalan ke arahnya. Karena panik, ia pasrah dan bertawakal pada Allah. Sambil memejamkan mata, Syakuro membaca shalawat sebanyak mungkin dalam hatinya. Ia benar-benar mematung dan tak berani membuka mata, sementara hatinya terus melafalkan shalawat. “Mungkin ada 10 menit saya memejamkan mata sambil membaca shalawat dalam hati,” tutur Syakuro mengenang kisahnya lebih dari 30 tahun silam itu.

0 Komentar